Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Protes Layanan Grab Hemat, Komunitas Ojol Geruduk Kantor Grab Malang

Persatuan Driver Ojek Online Indonesia (PDOI) Jawa Timur memprotes layanan Grab Hemat yang dinilai tidak adil dan menurunkan pendapatan mitra driver ojol.
Pengemudi ojek online melintas di kawasan Sudirman, Jakarta, Selasa (19/3/2024). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Pengemudi ojek online melintas di kawasan Sudirman, Jakarta, Selasa (19/3/2024). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnsi.com, MALANG—Komunitas ojek online (ojol) yang tergabung dalam Persatuan Driver Ojek Online Indonesia (PDOI) Jawa Timur memprotes layanan Grab Hemat yang dinilai tidak adil dan menurunkan pendapatan mitra driver ojol, dengan ramai-ramai mendatangi kantor Grab di Malang, Selasa (22/4/2025) siang.

Ketua PDOI Jawa Timur Puji Waluyo mengatakan aksi ini dilakukan setelah sepekan terakhir ini ratusan driver ojol Grab juga menggelar aksi unjuk rasa yang meluas di sejumlah daerah di Indonesia, termasuk di Cirebon, Mataram (NTB), dan Kupang (NTT) dengan tuntutan yang sama.

Menurutnya, komunitas ojol bahkan sudah siap akan menggelar unjuk rasa secara nasional pada 20 Mei 2025 dengan peserta mencapai 3.000 mitra jika memang tuntutan yang selama ini diperjuangkan tidak diakomodasi

“Salah satunya kami akan menuntut mengenai penurunan pendapatan akibat dari layanan Grab Hemat. Layanan tersebut membuat pendapatan kami menurun. Kami terpaksa mengikuti layanan tersebut karena jika tidak mengikuti programnya maka kami enggak dapat order karena konsumen banyak yang menggunakan akses hemat tersebut,” katanya dalam eterangan resminya.

“Adanya Grab Hemat tersebut justru memeras kami karena dia memotong banyak. Dia aplikator memotong banyak,” tegasnya.

Padahal dalam peraturan pemerintah, dia menegaskan, maksimal potongan yang diambil aplikator itu sebesar 20%, 

“Jadi driver seharusnya sudah mempunyai tarif sudah bersih, sedangkan adanya Grab Hemat, tarif bersihnya driver masih dikurangi. Jadi merugikan dari waktu tenaga sama biaya operasional,” jelasnya.

Puji menegaskan, pihaknya akan mengadakan aksi nasional untuk mendorong agar pemerintah pusat memberikan aturan-aturan yang pasti, ada tarif batas-bawah, batas-batas dan juga sanksi, dan memberikan sanksi untuk aplikasi yang melanggar. 

Menurutnya, komunitas ojol mendesak pemerintah untuk menerbitkan aturan mengenai masalah tersebut dengan cara demo karena sampai saat ini, masih belum ada perubahan-perubahan yang signifikan untuk bisa memberi sanksi kepada aplikator agar mematuhi aturan yang mereka terbitkan. 

Adapun, dalam pertemuan dengan manajemen Grab, perwakilan ojol juga memberikan Surat Petisi Penolakan Grab Bike Hemat roda dua dan termasuk untuk layanan roda empat yang baru-baru ini diwacanakan akan diberlakukan. 

Petisi penolakan juga dikirim ke GDC (Grab Distrik Centre) Surabaya, Gresik, Lamongan dan Tuban pada saat ada undangan Kopdar (sosialisasi) yang akan dimulai pekan ini.

Dia menegaskan, pada hari yang sama, di Bandung, komunitas mitra pengemudi Grab juga menggelar penyampaian aspirasi dengan pihak manajemen Grab di kantor yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman dengan tuntutan serupa. Pertemuan itu diikuti puluhan mitra yang tergabung dalam berbagai komunitas driver online di Bandung.

“Kalau tidak daftar atau tidak mengikuti program, akun driver Grab jadi anyep enggak akan dapat konsumen. Karena kan tipikal konsumen di Indonesia mencari yang murah. Loyalitas nomor sekian. Konsumen mencari yang murah terlebih dahulu. Konsumen berhak memilih layanan yang dia mau atau yang dia mampu. Kalau mitra driver tidak mengikuti program GrabBike Hemat, dipastikan akan 95% bakal anyep,” kata Arief, salah satu perwakilan ojol Grab di Bandung.

Sebelumnya, aksi unjuk rasa ojol Grab mendapat respons dari Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer, yang menyatakan dukungannya terhadap aspirasi para driver

Di level nasional, Forum Komunitas Driver Online Indonesia (FKDOI) bersama Koalisi Ojol Nasional (KON) juga sudah menyatakan siap menggelar aksi unjuk rasa untuk memprotes layanan Grab Hemat. 

“FKDOI saat ini sudah berkolaborasi dengan KON, yang sedang mengkaji kemungkinan apakah akan menggelar aksi serupa atau tidak,” ujar Rahman, Ketua FKDOI, Minggu (20/04/2025). (K24)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper