Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kota Malang Alami Inflasi Tahunan 1,22% pada November

Kota Malang mengalami inflasi year on year sebesar 1,22% atau jauh lebih rendah dibandingkan inflasi November (yoy) 2023 yang nilainya sebesar 2,94%.
Cabai menyumbang deflasi di Malang./Bisnis-Himawan L Nugraha
Cabai menyumbang deflasi di Malang./Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis.com, MALANG — Kota Malang mengalami inflasi year on year sebesar 1,22% atau jauh lebih rendah dibandingkan inflasi November (yoy) 2023 yang nilainya sebesar 2,94%.

Kepala BPS Kota Malang, Umar Sjaifudin, mengatakan penyumbang utama inflasi yoy pada November 2024 adalah perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan andil 0,45%. 

“Komoditas yang memberikan andil besar adalah emas perhiasan, bawang merah, sigaret kretek mesin, tarif uang kuliah perguruan tinggi, daging ayam ras, bawang putih, kopi bubuk, tarif rumah sakit, tarif sekolah dasar, dan minyak goreng,” ujarnya, Senin (2/12/2024).

Sedangkan komoditas penahan inflasi atau deflasi, yakni cabai rawit, cabai merah, bensin, jeruk, bayam, pisang, tongkol diawetkan, wortel, sabun mandi cair, dan nangka muda.

Menurutnya, komoditas bawang merah, emas perhiasan, dan telur ayam ras mengalami inflasi dengan andil besar pada bulan November dalam 4 tahun terakhir, disusul daging ayam ras, minyak goreng, dan tomat.

Secara month to month, pada November Kota Malang mengalami sebesar 0,24%, sedangkan inflasi year to date sebesar 0,89%.

Penyumbang utama inflasi m-t-m pada November 2024, yakni kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil inflasi sebesar 0,17%. Komoditas yang memberikan andil inflasi besar adalah bawang merah, emas perhiasan, daging ayam ras, tomat, minyak goreng, kangkung, labu siam, dan bawang putih.

Komoditas tomat, kata dia,  mulai mengalami inflasi setelah deflasi 5 bulan berturut-turut sejak Mei 2024. Pada November 2024, tomat mengalami kenaikan harga sebesar 44,9% dengan andil inflasi 0,03%. Komoditas bawang merah mengalami kenaikan harga pada November 2024 sebesar 10,93% dengan andil inflasi 0,02%.

Daging ayam ras mengalami kenaikan harga sebesar 3,07%. Kenaikan harga daging ayam ras memberikan andil inflasi sebesar 0,05%.

Minyak goreng mengalami kenaikan harga sebesar 0,67%. Kenaikan harga minyak goreng memberikan andil inflasi sebesar 0,01% Bawang Putih mengalami kenaikan harga sebesar 1,51%.

Sedangkan cabai merah, tercatat mengalami penurunan harga jika dibandingkan bulan sebelumnya. Cabai merah mengalami deflasi sebesar 8,40% dengan andil deflasi sebesar 0,01%.

Pada November 2024 telur ayam ras mulai mengalami penurunan harga. Telur ayam ras mengalami deflasi sebesar 0,29%.

Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso, menilai naiknya bawang merah dan tomat berdampak pada inflasi bulan November. Hal ini disebabkan oleh pasokan yang sedikit berkurang karena memasuki musim penghujan banyak berpengaruh pada produktivitas tanaman hortikultura. 

Selian itu, kata dia, pergerakan harga emas karena faktor geopolitik global juga memberikan andil dalam laju inflasi November. Selain itu, kenaikan harga daging ayam ras disebabkan oleh kenaikan harga pakan karena pasokan jagung yang terbatas. 

Secara kumulatif sampai November, inflasi Kota Malang sebesar 0,89%, artinya sangat terkendali, dan dengan kerja keras pemerintah bersama TPID dalam stabilisasi harga maka diperkirakan inflasi sampai akhir tahun tidak sampai 1,5%. 

Namun demikin, dia mengingatkan, patut diwaspadai lonjakan inflasi dapat terjadi bulan Desember seiring dengan pergerakan beberapa komoditas pangan dan peningkatan kebutuhan saat Nataru serta sektor transportasi liburan Nataru. 

Potensi kenaikan komoditas pangan akan disumbang oleh komoditas pangan dari hortikultura yang akan terganggu pasokannya karena faktor cuaca. Selain itu, ayam daging ras dan telur karena harga pakan masih terus bergerak naik. 

Menurutnya, minyak goreng masih berpotensi untuk naik karena CPO bergerak naik dan kebutuhan terus meningkat. Hal yang tak kalah penting adalah kenaikan harga tiket pesawat karena mobilitas yang tinggi di bulan Desember, baik aktivitas pemerintahan maupun liburan. Faktor-faktor ini perlu diantisipasi agar lonjakan harga tidak menggerus daya beli masyarakat. (K24)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Choirul Anam
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper