Bisnis.com, MALANG — Realisasi pendapatan negara sampai dengan Agustus 2024 mencapai Rp168,28 triliun atau 58,52% dari target sebesar Rp287,5 triliun, tumbuh 5,48% dibanding periode yang sama tahun anggaran 2023.
Kepala Perwakilan Kemenkeu Jatim, Sigit Danang Joyo, mengatakan pendapatan negara terdiri atas penerimaan perpajakan terealisasi sebesar Rp162,94 triliun atau 57,75% dari target, dan PNBP mencapai Rp5,33 triliun atau 98,94% dari target Rp5,39 triliun.
“Penerimaan perpajakan disumbang oleh penerimaan Ditjen Pajak sebesar Rp77,32 triliun (59,41% dari target) dan penerimaan Kepabeanan dan Cukai Ditjen Bea Cukai sebesar Rp85,61 triliun (56,33% dari target),” katanya pada Press Conference APBN KiTa Regional Jawa Timur s.d 31 Agustus 2024 di Malang, Jumat (27/9/2024).
Belanja negara sampai dengan Agustus 2024, kata dia, telah terserap Rp87,87 triliun atau 65,23% dari pagu belanja negara di Jawa Timur, tumbuh 12,04% dibanding periode yang sama tahun 2023.
Kinerja belanja negara terdiri dari Belanja K/L sebesar Rp31,46 triliun atau naik 14,21% (yoy) dan Transfer Ke Daerah (TKD) mencapai Rp56,42 triliun atau tumbuh sebesar 10,86% (yoy). “Surplus APBN di Jawa Timur sampai dengan 31 Agustus 2024 sebesar Rp80,40 triliun,” ucapnya.
Menurutnya, hingga Agustus 2024, penerimaan pajak mencapai Rp77,32 triliun. Pertumbuhan penerimaan pajak 8,11% dengan capaian 59,41% dari target APBN 2024.
Baca Juga
PPN dan PPnBM sudah menunjukkan tren pertumbuhan positif sejak tahun 2022, sebagai pemulihan aktifitas ekonomi. Kinerja penerimaan pajak yang sangat baik pada periode Januari s.d. Agustus 2024 dipengaruhi oleh tren peningkatan harga komoditas, kenaikan tarif PPN, penundaan pembayaran PBB 2023 karena pengajuan pengurangan sanksi administrasi; dan kenaikan setoran pajak pada beberapa sektor pajak.
Penerimaan Kepabeanan dan Cukai, kata dia, terealisasi sebesar Rp85,62 triliun (56,33% dari target APBN). Penerimaan Cukai terealiasi sebesar Rp81,15 triliun tumbuh 2,83% (yoy).
Penerimaan Bea Masuk tumbuh 12,34% (yoy) karena meningkatnya nilai impor, jumlah PIB, dan netto impor. Penerimaan Bea Keluar turun 40% (yoy) karena harga referensi CPO yang masih rendah dan turunnya netto ekspor barang kena bea keluar (BK).
Selain penerimaan di atas, dia menegaskan, DJBC Jatim juga memungut pajak rokok Rp8,5 triliun dan dana sawit Rp501 miliar selama periode 1 Januari s.d. 31 Agustus 2024.
Realisasi Perimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) s.d. 31 Agustus 2024 sebesar Rp5,34 triliun atau 98,94% dari target, tumbuh 5,69% (yoy) terdiri atasPNBP BLU sebesar Rp2,55 triliun atau 81,99% dari target, dan tumbuh 15,10% (yoy), PNBP Lainnya sebesar Rp2,79 triliun atau 122,04% dari target terkontraksi 1,67% (yoy).
Dari pengelolaan aset, realisasi lelang, PNBP Pengelolaan BMN dan Piutang Negara s.d. Agustus 2024 yang dilaksanakan DJKN, yakni realisasi pokok lelang Kanwil DJKN Jatim s.d. 31 Agustus 2024 mencapai Rp3,17 triliun atau 74,29%.
Juga, realisasi PNBP Lelang sebesar Rp70,05 miliar atau 62,16% dari target Rp112,7 miliar, realisasi PNBP Pengurusan Piutang Negara Rp227,93 juta atau 106,51% dari target Rp214 juta. Realisasi PNBP Aset Rp84,35 miliar atau 76,05% dari target Rp110,91 miliar.
Terkait belanja Kementerian/Lembaga, kata dia, belanja pegawai tumbuh sebesar 13,77% (yoy), ditopang oleh peningkatan realisasi belanja gaji dan tunjangan ASN serta terdapat penambahan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Belanja Barang tumbuh sebesar 15,53% (yoy) utamanya pada kegiatan Pemilu dan persiapan Pilkada Serentak 2024 terutama pada satker KPU dan BAWASLU namun terkontraksi pada BB Lainnya pada BPN Program Ketersediaan, Akses dan Konsumsi Pangan Berkualitas yang realisasi nya masih rendah.
Belanja Modal tumbuh signifikan sebesar 11,52% (yoy) ditopang oleh kenaikan realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan, Belanja Modal Lainnya dan Belanja Modal BLU.
Belanja Bantuan Sosial tumbuh sebesar 27,59% (yoy) utamanya dipengaruhi oleh tambahan bantuan pendidikan oleh PIP bagi siswa dan KIP Kuliah.(K24)