Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OJK Malang Terima 161 Pengaduan Entitas Ilegal

OJK mengimbau masyarakat untuk selalu berhati-hati, waspada, dan tidak menggunakan pinjaman online ilegal karena berpotensi merugikan masyarakat.
Foto multiple exposure warga beraktivitas di dekat logo Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Jakarta, Minggu (31/12/2023). Arief Hermawan P
Foto multiple exposure warga beraktivitas di dekat logo Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Jakarta, Minggu (31/12/2023). Arief Hermawan P

Bisnis.com, MALANG— OJK Malang menerima pengaduan entitas ilegal yang diterima sebanyak 161 pengaduan dari periode 1 Januari-31 Agustus 2024.

Kepala OJK Malang, Biger Adzanna Maghribi, mengatakan  10,04% konsumen yang menyampaikan pengaduan tersebut mengeluhkan pinjaman yang cair tanpa adanya pengajuan kredit, 16,77% konsumen mengalami penipuan, dan 13,04% mengeluhkan perilaku penagihan yang disertai dengan teror dan intimidasi.

“OJK bersama dengan 15 Kementerian dan Lembaga yang tergabung dalam Satuan Tugas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (Satgas PASTI) telah menghentikan 9.889 pinjaman online ilegal sejak 2017 hingga Juli 2024,” ujarnya, Senin (16/9/2024).

Dia menegaskan,  OJK mengimbau masyarakat untuk selalu berhati-hati, waspada, dan tidak menggunakan pinjaman online ilegal karena berpotensi merugikan masyarakat, termasuk risiko penyalahgunaan data pribadi peminjam.

Bagi masyarakat yang mengetahui informasi tentang penawaran investasi, penghimpunan dan pengelolaan dana yang mencurigakan atau diduga ilegal, seperti memberikan tawaran return tinggi yang tidak logis, dia meminta, segera laporkan ke Satgas PASTI melalui email [email protected].

Bulan Inklusi Keuangan

Dia meyakinkan pula, OJK bersama Industri Jasa Keuangan (IJK) terus berupaya memperluas akses keuangan masyarakat melalui pelaksanaan Bulan Inklusi Keuangan (BIK).

BIK diadakan dengan tujuan untuk membuka akses keuangan kepada berbagai lapisan masyarakat, meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap produk dan/atau layanan jasa keuangan, dan memublikasikan program literasi dan inklusi keuangan.

Selain itu Bulan Inklusi Keuangan juga mendorong pembukaan rekening serta penggunaan produk jasa keuangan, meningkatkan aliansi strategis dengan stakeholders terkait, dan mengampanyekan budaya menabung di berbagai sektor jasa keuangan.

BIK 2024 mengusung tema “Akses Keuangan Inklusif Wujudkan Masyarakat Produktif”. Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, BIK 2024 akan dilaksanakan pada Oktober, namun pada tahun ini akan dilaksanakan rangkaian kegiatan Road to BIK selama bulan September 2024.

“Bentuk kegiatan BIK 2024 sendiri meliputi edukasi keuangan seperti seminar/webinar, IJK goes to school/campus, klinik konsultasi produk/layanan jasa keuangan, training of trainers, outreach program, financial expo, talk show, business matching, dan lainnya,” ucapnya.

Menurutnya, OJK Malang secara berkelanjutan berupaya untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat. Upaya tersebut dilakukan salah satunya melalui kegiatan edukasi keuangan yang telah dilaksanakan sebanyak 76 kegiatan sejak 1 Januari s.d 31 Agustus 2024 yang menjangkau 20.318 peserta.

Dalam rangka mendorong orkestrasi peningkatan literasi dan inklusi keuangan secara masif dan merata di seluruh Indonesia, OJK bersama Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI) meluncurkan Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (GENCARKAN) pada 22 Agustus 2024.

GENCARKAN bertujuan menjangkau seluruh kabupaten/kota dan kelompok prioritas yang bersinergi dan kolaborasi dengan Pelaku Usaha Jasa Keuangan dan stakeholders lainnya dengan target program mencakup 90% pelajar memiliki tabungan, 2,5 juta mahasiswa dan pemuda memiliki rekening, 1,6 juta UMKM memperoleh kredit melalui K/PMR, dan 30% penyandang disabilitas menggunakan produk keuangan, dengan end state indeks inklusi keuangan nasional dapat mencapai 98% di tahun 2045.

Dari sisi layanan konsumen, menurut dia, sampai dengan 31 Agustus 2024, OJK Malang telah menerima 1.125 permintaan layanan konsumen.

Dari permintaan layanan konsumen tersebut, sebanyak 457 layanan berasal dari sektor perbankan dengan topik layanan terbanyak terkait pelunasan dipercepat (11,82%), 259 layanan berasal dari perusahaan financial technology dengan topik layanan terbanyak terkait konsumen yang tidak merasa meminjam namun menerima pinjaman (16,60%), 215 layanan berasal dari perusahaan pembiayaan dengan topik layanan terbanyak terkait permasalahan agunan (12,09%), dan sisanya meliputi sektor pasar modal, asuransi, serta perusahaan yang tidak diawasi oleh OJK. (K24)

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Choirul Anam

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper