Bisnis.com, SURABAYA — Bank Indonesia Jawa Timur mencatat transaksi nontunai di wilayah setempat tumbuh positif.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Jawa Timur Erwin Gunawan Hutapea menjelaskan transaksi nontunai di Jatim tumbuh sebesar 4,78% dengan nominal Rp377 triliun. Sedangkan QRIS per Juni 2024 sudah digunakan 3,75 juta merchant atau tumbuh 24% (yoy)
"Dominasi merchant QRIS Jatim yang diisi sektor usaha mikro lebih kurang 63%," jelasnya dalam Media Briefing 2024 di Surabaya, Kamis (22/8/2024).
Adapun pengguna QRIS di Jatim sampai dengan Juni berjumlah 7,27 juta jiwa tumbuh 39,54%.
Dalam perkembangan lain, Bank Indonesia (BI) melaporkan transaksi melalui kartu ATM/debit melanjutkan penurunan saat alat pembayaran lain seperti kartu kredit dan QRIS tumbuh.
Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Agustus 2024 pada Rabu (21/8/2024) mengatakan transaksi pembayaran menggunakan kartu kredit tumbuh 15,35% secara tahunan (YoY) mencapai 39,83 juta transaksi.
Baca Juga
Sementara, transaksi QRIS terus tumbuh pesat sebesar 207,55% YoY dengan jumlah pengguna mencapai 51,43 juta dan jumlah merchant 33,21 juta.
"Transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM/debit turun 9,57% YoY menjadi 584,95 juta transaksi," ujarnya.
Jika dibandingkan dengan data bulan sebelumnya, transaksi menggunakan kartu debit turun semakin dalam. Pada Juni 2024, transaksi kartu debit menyusut 8,42% YoY. Jumlah transaksi juga anjlok karena pada bulan sebelumnya tercatat 1.759,92 juta transaksi. BI juga melaporkan pada kuartal II/2024 transaksi QRIS tumbuh 226,54% YoY dengan jumlah pengguna mencapai 50,50 juta dan jumlah merchant 32,71 juta.
Transaksi kartu kredit tumbuh 20,92% YoY pada Juni 2024 dengan transaksi sebanyak 114,31 juta.
Penyusutan transaksi kartu ATM/debit ini sejalan dengan jumlah mesin ATM yang semakin berkurang. Berdasarkan data Surveillance Perbankan Indonesia yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah ATM, CDM, dan CRM di Indonesia pada akhir 2023 mencapai 91.412 unit. Jumlah itu menyusut 2.604 unit dalam setahun, atau dibandingkan akhir 2022 sebanyak 94.016 unit.
Adapun, dalam lima tahun terakhir telah terjadi penyusutan 12.227 unit di mana per akhir 2019 jumlah ATM, CDM, dan CRM masih mencapai 103.639 unit.