Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekosistem Kendaraan Listrik Indonesia Makin Maju

Mobil listrik membutuhkan tembaga. Jadi kalau ekosistemnya sudah masuk maka kita menjadi salah satu negara yang punya komponen bahan baku baterai listrik.
Stasiun pengisian daya mobil listrik umum di Paris, Prancis yang dipotret pada Rabu (14/2/2024)./Bloomberg-Benjamin Girette.
Stasiun pengisian daya mobil listrik umum di Paris, Prancis yang dipotret pada Rabu (14/2/2024)./Bloomberg-Benjamin Girette.

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, tempat peleburan (smelter) tembaga yang dibangun oleh PT Freeport Indonesia (PTFI) di Manyar, Gresik, Jawa Timur, semakin memperkuat pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia.

Dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (28/4/2024), Bahlil mengatakan, smelter yang dimiliki PTFI ini menjadi bagian penting guna mewujudkan hilirisasi tembaga yang menjadi komponen pemajuan ekosistem kendaraan listrik.

"Mobil listrik membutuhkan tembaga. Jadi kalau ekosistemnya sudah masuk maka kita menjadi salah satu negara yang punya komponen bahan baku baterai listrik yang komplet," kata Bahlil.

Bahlil menjelaskan salah satu produk hasil hilirisasi tembaga yang nantinya dihasilkan untuk pemajuan ekosistem EV, yakni bahan serbaguna foil tembaga (copper foil) yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku pembungkus baterai kendaraan listrik.

"Kami berpikir bahwa hilirisasi copper (tembaga) ini adalah bagian dari instrumen untuk bahan-bahan baku untuk baterai. Copper foil itu kan untuk membungkus baterai," katanya.

Lebih lanjut, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas menyampaikan, pihaknya berharap smelter tembaga terbaru milik PTFI tersebut bisa mulai beroperasi pada Agustus. Hal itu dikarenakan pihaknya memerlukan waktu 6-7 minggu untuk melakukan pemanasan smelter, sebelum masuk fase peleburan.

Smelter PT Freeport Indonesia dirancang untuk memurnikan 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun, dan bersama dengan smelter yang dioperasikan PT Smelting, total kapasitas pemurnian mencapai 3 juta ton per tahun. Hal ini akan menghasilkan sekitar 1 juta ton katoda tembaga, 50 ton emas, dan 200 ton perak per tahun.

Sedangkan nilai investasi kumulatif untuk proyek yang menempati lahan 100 hektar di Kawasan Ekonomi Khusus Java Integrated And Ports Estate (KEK-JIIPE) ini telah mencapai Rp55 triliun atau sekitar US$3,67 miliar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper