Bisnis.com, MALANG — Akademisi mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai retakan dan lendutan bangunan selepas gempa karena merupakan tanda-tanda bahaya.
Dosen Prodi Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Aulia Indira Kumalasari, mengatakan hingga awal April ini, beberapa daerah di Indonesia utamanya di sekitar Jawa Timur terus mengalami gempa. “Hal yang perlu diwaspadai saat terjadi gempa adalah area sambungan balok dan kolom pada bangunan atau rumah (beam column joint),” ujarnya, Selasa (2/4/2024).
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut, gempa yang terjadi dapat menimbulkan kerusakan, baik yang ringan maupun berat. Termasuk kerusakan bagi bangunan dan rumah.
Suatu bangunan yang kokoh, kata dia, harus memenuhi syarat, salah satunya adalah kolom kuat (strong column) dan balok lemah (weak beam). Detail dari kedua area tersebut menjadi sangat penting apabila ingin membangun rumah yang lebih tahan gempa.
Struktur utama seperti dinding, lantai,dan atap rumah juga rentan terhadap kerusakan saat terjadi gempa bumi. Jika bahan bangunan yang digunakan tidak kokoh atau sudah mengalami kerusakan sebelumnya, risiko ambruk akan semakin besar.
Selain itu, jendela, pintu dan dinding yang tidak terstruktur seperti partisi juga perlu diperhatikan karena dapat roboh dan menyebabkan luka.
Baca Juga
“Kita dapat melihat tanda-tanda bahaya saat balok mengalami lendutan besar serta terdapat retakan yang lebar atau banyak pada dinding. Lendutan pada balok dapat disebabkan oleh beban yang berlebihan, sementara retakan pada dinding diakibatkan oleh penurunan tanah akibat gempa. Selain itu, kita juga perlu waspada terhadap kerusakan akibat kolom yang bergeser,” tambahnya.
Konstruksi yang tahan gempa sangat penting dalam meminimalkan risiko kerusakan saat terjadi gempa bumi. Bahan bangunan yang kuat dan tahan gempa harus digunakan untuk memastikan keamanan struktur bangunan. Selain itu, desain bangunan juga harus mempertimbangkan faktor-faktor tahan gempa seperti perencanaan struktural yang baik dan penggunaan perangkat pengaman yang tepat.
“Oleh karena itu, bangunan harus didesain dengan kondisi daktail sehingga ketika bangunan terkena gempa kekuatan lemah, maka struktur tidak akan rusak. Kalaupun mengalami gempa sedang, kerusakan bangunan hanya pada elemen nonstruktural, sedangkan apabila terkena gempa dengan kekuatan yang tinggi, struktur tersebut tidak boleh runtuh,” ucapnya.
Untuk memastikan rumah aman selama guncangan susulan, kata dia, penting untuk melakukan inspeksi dan evaluasi profesional. Seorang profesional dapat mengevaluasi struktur rumah kita, mengidentifikasi area yang rentan dan memberikan rekomendasi untuk memperbaikinya.
Dengan melakukan inspeksi dan evaluasi secara teratur, kita dapat mencegah kerusakan yang lebih serius dan melindungi nyawa penghuni rumah.
“Selain itu, bisa dengan menambahkan perkuatan lentur dan geser, serta penambahan daktilitas pada kolom seperti carbon wrap dan carbon plate. Cara ini biasanya sering digunakan pada bangunan tinggi. Untuk rumah sederhana, sebaiknya di awal desain sudah memperhitungkan gempa sehingga mutu material, dimensi struktur, serta pemilihan denah bangunan bisa disesuaikan dengan kebutuhan rumah tahan gempa,” ujarnya. (K24)