Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investasi EBT Harus Jalan Terus Meski Oversupply Listrik

Pengembangan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia untuk mencapai target net zero emission (NZE) dinilai harus terus berjalan.
Ketua MKI Jatim, Dwi Kusnanto (tengah) dan Senior Manager Komunikasi dan Umum PLN UID Jatim Kemas Abdul Gaffur (kanan) sesuai acara pengukuhan MKI Jatim dan seminar pengembangan dan implementasi transisi energi di Surabaya, Rabu (10/1/2024)./Bisnis-Peni Widarti
Ketua MKI Jatim, Dwi Kusnanto (tengah) dan Senior Manager Komunikasi dan Umum PLN UID Jatim Kemas Abdul Gaffur (kanan) sesuai acara pengukuhan MKI Jatim dan seminar pengembangan dan implementasi transisi energi di Surabaya, Rabu (10/1/2024)./Bisnis-Peni Widarti

Bisnis.com, SURABAYA - Pengembangan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia untuk mencapai target net zero emission (NZE) dinilai harus terus berjalan meskipun di tengah kondisi pasokan listrik yang berlebih atau oversupply.

Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Moch Ashari mengatakan target EBT 23% pada 2025 bisa tercapai sesuai dengan kemampuan finansial industri kelistrikan, dan mau tidak mau investor harus berupaya mengembalikan investasinya yang sudah ditanam melalui berbagi skema/strategi agar pasokan listrik terserap optimal.

“Namun, pemasangan EBT juga menjadi sebuah keniscayaan yang harus dilakukan, karena komitmen kita pada dunia. Oversupply harus diserap, dan EBT harus tetap dipasang,” katanya dalam seminar pengembangan dan implementasi transisi energi serta pengukuhan Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia, Rabu (10/1/2024).

Ia mengatakan meski kondisi saat ini masih oversupply listrik, tetapi setidaknya ada kenaikan kebutuhan demand listrik sekitar 7% per tahun. Menurutnya, suatu saat kedua problematika itu akan terpenuhi dengan sendirinya dan berjalan beriringan.

“Memang untuk kondisi sekarang masih belum, tapi saya optimis kondisi ini akan terlewati karena ekonomi Indonesia mulai tumbuh setelah Covid-19, sehingga kebutuhan listrik akan meningkat, dan oversupply akan terpakai dan ekonomi akan terbangun kembali seperti sebelum pandemi,” imbuhnya.

Untuk diketahui, hingga akhir 2022 terdapat kelebihan pasokan listrik di Pulau Jawa sebesar 7 gigawatt (GW). Kelebihan pasokan listrik hingga menyentuh 7 GW disebabkan permintaan listrik pada 2022 hanya di kisaran 1,2 GW hingga 1,3 GW. Sementara saat ini PLN sedang dihadapkan dengan pengembangan energi baru terbarukan agar target NZE dapat tercapai.

General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jatim, Agus Kuswardoyo mengatakan, di sepanjang 2023, PLN UID Jatim telah mengakselerasi program transisi energi menuju NZE 2060, antara lain melalui pengoperasi Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Sumberarum 2, PLTM Bayu, dan PLTM Kanzy. 

“Tak hanya itu, PLN juga melistriki wilayah kepulauan dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) antara lain Kamirian 50 KWp, Sadulang Besar 100 KWp, dan Saibus 100 KWp,” katanya.

Agus juga mengatakan, PLN turut mendukung penuh pembentukan Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) guna perkuat ekosistem kelistrikan di Jatim.

Menurutnya, keberadaan MKI sebagai salah satu organisasi stakeholder di bidang ketenagalistrikan diharapkan dapat memberi masukan, kajian-kajian maupun menjembatani PLN dengan pemerintah khususnya sejalan dengan upaya transisi energi.

Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PLN, Evy Haryadi yang juga Ketua Umum DPP MKI Indonesia mengatakan, MKI berperan penting dalam menyumbangkan gagasan dan terobosan untuk menumbuhkembangkan industri ketenagalistrikan di Indonesia. Terlebih dalam hal pemanfaatan energi baru dan terbarukan selalu berbasis pada sumber daya setempat dengan potensi masing-masing daerah.

"Dengan pengukuhan kepengurusan MKI Jawa Timur periode 2023 - 2026, semoga mampu menjadi wadah seluruh stakeholder ketenagalistrikan di Jatim untuk dapat berkontribusi dan berpartisipasi aktif dalam pengembangan ketenagalistrikan Jatim,” imbuhnya.

Ketua MKI Jatim, Dwi Kusnanto memastikan akan menyusun program-program untuk memberikan masukan yang strategis di bidang ketenagalistrikan khususnya mengakselerasi transisi energi. “MKI akan menjadi mitra sekaligus jembatan antar berbagai masyarakat ketenagalistrikan mulai dari praktisi, asosiasi, hingga pemerintah,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper