Bisnis.com, SURABAYA - Pemerintah Kota Surabaya berupaya untuk menjaga laju inflasi terutama dari komoditas volatile food seperti cabai melalui program penanaman 1 juta bibit cabai.
Kepala Bidang Pertanian Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya Rahmad Kodariawan mengatakan penanaman bibit cabai ini menjadi salah satu langkah untuk menghadapi dan mengendalikan inflasi di Surabaya sebab komoditas ini mengalami kenaikan harga sangat tinggi sejak beberapa bulan terakhir.
“Penanaman bibit ini dilakukan oleh para kelompok tani yang ada di seluruh Kota Surabaya. Jadi, pemkot membantu bibit cabainya sekaligus pupuknya, kemudian yang menanam dan merawatnya adalah para kelompok tani. Nanti kalau sudah waktu panen, para petani ini yang menikmatinya dan dijual oleh mereka, sehingga bisa menambah penghasilan mereka dan secara umum bisa mengendalikan inflasi Surabaya,” jelasnya, Senin (18/12/2023).
Dia menjelaskan, komoditas cabai rawit dan cabai merah besar ini telah menyumbang inflasi Surabaya karena harganya tembus rerata Rp75.000/kg saat ini. Harga ini sempat turun dibandingkan sebelumnya yang sempat mencapai Rp100.000/kg.
Untuk itu, diharapkan dalam 3 bulan ke depan, program penanaman 1 juta bibit cabai ini bisa panen atau sekitar April sehingga potensi inflasi di momen Lebaran/Idulfitri bisa ditekan.
“Memang secara umum, mungkin tidak akan bisa mencover semua kebutuhan cabai se-Surabaya, karena memang kebutuhannya sangat banyak, tapi paling tidak, panen cabai nanti akan bisa membantu mengendalikan inflasi dan akan membantu memenuhi sebagian dari kebutuhan cabai di Surabaya,” imbuhnya.
Baca Juga
Rahmad menceritakan, pada sekitar 3 bulan yang lalu, DKPP Surabaya juga telah melakukan penanaman beberapa komoditi cepat panen yang dipersiapkan untuk kebutuhan menyambut momen Natal dan Tahun Baru.
“Alhamdulillah kali ini sudah bisa panen dan sudah bisa membantu mengendalikan inflasi Surabaya,” imbuhnya.
Adapun pada program penanaman 1 juta bibit cabai kali ini dilakukan di beberapa lokasi seperti Kelurahan Bangkingan dengan luasan 2.000 meter. Sedangkan lahan yang paling lebar berada di kawasan Sumur Welut.
Untung, salah satu petani dari kelompok tani Karang Ploso Mandiri Bangkingan ini mengatakan kelompoknya memiliki sekitar 93 anggota petani. Bantuan yang diberikan Pemkot Surabaya ini sangat bermanfaat bagi penghasilan petani sekaligus dapat memasok kebutuhan pasar.
“Kami sangat bersyukur karena mendapatkan bantuan bibit dan pupuk dari DKPP Kota Surabaya. Tentu ini akan menambah penghasilan kami nanti. Kami berharap program seperti ini tidak berhenti,” imbuhnya.