Bisnis.com, SURABAYA — Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Jawa Timur terus berupaya untuk menahan laju inflasi di momen akhir tahun ini terutama terhadap komoditas pangan.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia - Jawa Timur, Doddy Zulverdi mengatakan tekanan inflasi Jatim memang masih didorong oleh tingginya inflasi volatile food. Pada November 2023, inflasi dari IHK gabungan kota/kabupaten tercatat 2,63% (Ytd).
“Inflasi ini masih lebih tinggi dari nasional dan mayoritas provinsi lainnya. Secara spasial, penyumbang inflasi tertinggi adalah Kota Surabaya yang didorong oleh sumbangan inflasi pada komoditas bahan pangan strategis, khususnya beras,” jelasnya dalam Bincang Bareng Media (BBM) di Surabaya, Selasa (12/12/2023).
Untuk itu, lanjutnya, Pemerintah Kota Surabaya membentuk program Warung Tekan (Wartek) Inflasi atau Warung TPID untuk mengendalikan harga komoditas melalui penyediaan kios pengendalian harga di lima pasar pantauan BPS di Surabaya.
Kelima pasar tersebut yakni Pasar Wonokromo dengan rerata mendapat pasokan beras Bulog sebanyak 2 ton/hari untuk 20 pedagang, Pasar Tambahrejo dengan 2 ton/hari untuk 20 pedagang, Pasar Genteng 1 ton/hari untuk 8 pedagang, Pasar PucangAnom 2 ton/hari untuk 20 pedagang dan Pasar Soponyono 2 ton/hari untuk 20 pedagang (belum beroperasi).
Terhitung sejak awal November, 4 Wartek Inflasi sudah beroperasi yang berfokus pada penjualan beras medium pasokan dari Bulog dengan harga Rp10.000/kg dari gudang Bulog dan dijual ke pedagang seharga Rp10.600/kg, dan harga ke konsumen Rp10.900/kg.
Baca Juga
“Konsep yang digunakan dalam program ini adalah menjual harga beras lebih rendah melalui pemotongan rantai distribusi. Sedangkan pengelolaan pasarnya oleh PD Pasar Jaya, dan penjualnya dari koperasi bindaan Dinkopdag Surabaya,” imbuhnya.
Berdasarkan data Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) Jatim per 12 Desember 2023, harga rata-rata beras mediun di Jatim sekitar Rp11.282/kg, harga tertinggi terjadi di Pemekasan Rp12.300/kg, dan harga terendah di Madiun Rp10.600/kg. Harga tersebut sukup stabil dalam sebulan terakhir ini tetapi tidak mengalami penurunan.
Doddy menambahkan, dalam upaya pengendalian inflasi ke depan, Bank Indonesia juga mendorong agar di setiap daerah dilakukan pembentukan BUMD Pangan, perluasan Warung Tekan Inflasi, serta dukungan investasi moderinsasi pertanian (on farm dan off farm).
“Selain itu, perlu dilakukan manajemen logistik, pembentukan nerara pangan, serta memperkuat kerja sama intra dan antar daerah, memperkuat Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) melalui pemberian bibit dan penanaman di lahan kosong serta penguatan korporatisasi untuk memperkuat tata Niaga pangan,” paparnya.
Ia menambahkan, BI Jatim hingga saat ini masih memperkirakan tren laju inflasi Jatim di sepanjang tahun ini akan tercapai sesuai target di range 3% +- 1%, dan pada 2024 diperkirakan bisa lebih rendah lagi di kisaran 2,5% +- 1%.
“Kami masih optimistis target inflasi tahun ini dan tahun bisa tercapai, karena cuaca lebih mendukung untuk sektor pertanian pangan, dan berakhirnya El Nino sehingga produksi tanaman pangan tahun depan diharapkan bisa lebih meningkat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” imbuhnya.