Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Viva Cosmetics Sebut Persaingan Industri Kosmetik Tahun Depan Makin Ketat

PT Vitapharm, pemegang merk Viva Cosmetics menyebut tingkat persaingan industri kosmetik pada tahun depan akan semakin ketat.
Pjs Direktur Vitapharm, Hermin Harsono (kiri) dan Direktur Distribusi Vica Cosmetics Indonesia Timur, Yusuf Wiharto (kanan) memperkenalkan sejumlah item produk baru Viva Cosmetics di sela-sela Rakernas Viva Cosmetics di Surabaya, Jumat (17/11/2023)./Bisnis - Peni Widarti.
Pjs Direktur Vitapharm, Hermin Harsono (kiri) dan Direktur Distribusi Vica Cosmetics Indonesia Timur, Yusuf Wiharto (kanan) memperkenalkan sejumlah item produk baru Viva Cosmetics di sela-sela Rakernas Viva Cosmetics di Surabaya, Jumat (17/11/2023)./Bisnis - Peni Widarti.

Bisnis.com, SURABAYA - PT Vitapharm, pemegang merk Viva Cosmetics menyebut tingkat persaingan industri kosmetik pada tahun depan akan semakin ketat dan tren daya beli masyarakat bisa terdampak momen politik.

Pjs Direktur Vitapharm, Hermin Harsono mengatakan industri kosmetik secara nasional tahun ini tercatat hanya mampu tumbuh sekitar 5% - 7%. Begitu juga di tahun depan juga diproyeksikan sama seperti tahun ini.

“Dengan kondisi ekonomi Indonesia maupun global seperti saat ini, kami memperkirakan penjualan Viva akan tumbuh single digit atau bisa di atas 7%. Kalau optimis ya bisa 9% dan kalau pesimis mungkin 3%, mengingat kosmetik ini kan adalah barang sekunder, dan orang akan mendahulukan kebutuhan primer,” jelasnya di sela-sela Rakernas Viva, Jumat (17/11/2023).

Direktur Distribusi Vica Cosmetics Indonesia Timur, Yusuf Wiharto mengatakan, memasuki tahun pemilu ini biasanya tren pasar akan meningkat karena banyak uang beredar di masyarakat dan daya beli terangkat. Namun masih ada tantangan yang harus dihadapi industri yakni situasi ekonomi yang masih tidak menentu ditambah lagi persaingan semakin ketat dengan hadirnya kompetitor baru.

“Industri kosmetik semakin berkembang, dan persaingan tahun depan lebih kompetitif di pasar. Data BPOM mencatat di tahun ini saja ada sebanyak 21.000 produk yang mengajukan,” ungkapnya.

Namun begitu, lanjut Yusuf, Viva yakin masih punya peluang yang besar dengan jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar. Sejauh ini, katanya, kontribusi penjualan di pasar ritel mencapai 90%, dan 10% penjualan dilakukan secara online. 

“Untuk memperluas pasar, Viva sendiri juga sudah masuk era digitaliasi melalui penjualan online atau sosial media. Kami perkirakan, kontribusi penjualan tahun depan juga akan meningkat menjadi 15%,” imbuhnya.

Yusuf menerangkan, secara total penjualan Viva sekitar 70% dikontribusi oleh segmen produk skincare, dan sebanyak 30% dikontribusi produk make-up. Pasca Covid-19, tren penjualan produk make-up mulai meningkat tajam lantaran konsumen sudah tidak lagi menggunakan masker.

Guna menjaga pasar di tengah persaingam ketat, tambah Yusuf, Viva secara konsisten terus meluncurkan produk-produk baru dengan kemasan yang lebih modern dan mengikuti perkembangan zaman.

“Tahun ini kami sudah meluncurkan 14 item produk baru di luar varian, sampai akhir tahun nanti masih akan ada lagi. Melalui strategi ini, kami berharap pasar tidak akan beralih meski usia Viva sudah 62 tahun,” imbuhnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper