Bisnis.com, SURABAYA — Kinerja lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum serta sektor pariwisata di Jawa Timur diperkirakan masih tetap kuat didorong daya beli hingga peningkatan wisatawan nusantara (wisnus) maupun wisatawan mancanegara (wisman).
Kepala Bank Indonesia Jatim, Doddy Zulverdi menjelaskan, sejak pemerintah menetapkan status endemi Covid-19 pada Juni lalu, mobilitas masyarakat di Jatim mengalami peningkatan akivitas. “Hal tersebut turut mendorong semakin luasnya pembukaan kawasan wisata, akomodasi, dan penyediaan makan minum di Jatim,” katanya, Kamis (2/11/2023).
Berdasarkan data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jatim, terdapat 1.316 daya tarik wisata (DTW) yang dibuka secara bertahap sejak 2022. Hingga Juni 2023, jumlah DTW yang dibuka mencapai 1.368 DTW dan 596 desa wisata.
Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim juga mencatat, tren kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Jatim melalui Bandara Internasional Juanda di sepanjang Januari - September 2023 mengalami pertumbuhan hingga 179,62% (yoy).
Adapun jumlah kunjungan wisman ke Jatim pada periode tersebut tercatat sebanyak 150.904 kunjungan atau naik sebanyak 116.4334 kunjungan dibandingkan Januari - September 2022 yang hanya mencapai 34.470 kunjungan. Wisman yang datang ke Jatim sepanjang tahun ini terbanyak berasal dari Malaysia 50.553 kunjungan, Tiongkok 23.057 kunjungan dan Singapura 16.730 kunjungan.
Hanya saja, tren kunjungan wisman tahun ini masih belum bisa menyamai kondisi sebelum pandemi yang mampu mencapai 237.990 kunjungan pada Januari - September 2018, dan mencapai 181.678 kunjungan pada Januari - September 2019.
Baca Juga
Statistisi Ahli Madya BPS Jatim, Umar Sjaifudin mengatakan tren kunjungan wisman yang terus meningkat dari bulan ke bulan ini cukup berdampak pada kinerja sektor pariwisata seperti tingkat penghunian hotel (TPK) atau okupansi hotel bintang maupun kunjungan destinasi wisata seperti Gunung Bromo yang menjadi favorit wisatawan Tiongkok.
“TPK hotel bintang per September 2023 mencapai 53,91% naik 2,39 poin dibandingkan Agustus yang hanya 51,52%. Namun memang dibandingkan September tahun lalu, ada sedikit penurunan -0,76 poin, yakni pada tahun lalu sebesar 54,67%,” terangnya.
Menurutnya, peningkatan nilai TPK yang terjadi di Kabupaten Lamongan, Kota Mojokerto, dan Kota Pasuruan pada September lalu dipengaruhi oleh sejumlah momen seperti perayaan Maulid Nabi Muhammad dan penyelenggaraan Porprov Jatim VIII/2023 yang dilaksanakan Sidoarjo, Kabuapten Mojokerto, Kota Mojokerto, dan Jombang.
Sedangkan tren pergerakan wisatawan nusantara atau wisnus ke Jatim per semester I/2023 telah mencapai 116,7 juta orang. Hingga akhir tahun ini ditargetkan bisa mencapai 238 juta pergerakan.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, semakin banyak wisatawan yang datang, maka akan meningkatkan geliat perekonomian di Jatim. Apalagi kunjungan wisatawan akan memberikan multiplier effect pada banyak hal, seperti akomodasi yakni penginapan/hotel, persewaan kendaraan atau transportasi publik, sampai usaha makanan dan minuman.
“Kita optimistis semangat para pelaku pariwisata di Jatim bisa mengungkit potensi pariwisata di Jatim. Terlebih, karena sektor pariwisata Jatim memiliki daya tarik yang luar biasa," katanya.
Dia mengatakan, sejauh ini Pemprov Jatim telah berupaya untuk menarik wisatawan ke Jatim, mulai dari pengembangan infrastruktur dan aksesibilitas di darat, laut, dan udara. Serta peningkatan fasilitas kepariwisataan seperti hadirnya hotel dan restoran bersertifikasi dan berstandar tinggi, serta peningkatan atraksi wisata.
“Atraksi yang dimaksud bisa dalam bentuk penambahan daya tarik wisata seperti desa wisata,” imbuhnya.