Bisnis.com, LUMAJANG - Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur masih mengalami gempa erupsi atau letusan pada Rabu (20/9/2023) pagi.
Berdasarkan laporan tertulis petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru di Gunung Sawur, Kabupaten Lumajang, Mukdas Sofian mencatat bahwa terjadi 16 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 12-20 mm, dan lama gempa 55-110 detik pada periode pengamatan 20 September 2023 pada pukul 00.00-06.00 WIB.
"Gunung Semeru mengalami satu kali gempa embusan dengan amplitudo 3 mm dan lama gempa 55 detik," katanya di Lumajang.
Selain itu, aktivitas Semeru juga mengalami satu kali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo 18 mm dan tiga kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 2-22 mm.
"Untuk pengamatan secara visual, Gunung Semeru terlihat jelas. Asap kawah tidak teramati. Cuaca cerah hingga berawan, angin lemah ke arah utara," tuturnya.
Gunung Semeru masih berstatus Siaga atau Level III, sehingga masyarakat diimbau untuk mematuhi rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Baca Juga
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Masyarakat juga dilarang beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Selain itu, perlu mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Dalam perkembangan lain, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberikan sosialisasi penguatan respons masyarakat tentang peringatan dini bencana erupsi Gunung Bromo di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
"Penguatan respons bagi masyarakat itu merupakan rangkaian setelah kami memberikan hibah alat instrumen peringatan dini untuk penyebaran informasi kepada masyarakat, bukan alat pemantauannya," kata Analis Kebencanaan Ahli Muda Direktorat Peringatan Dini BNPB dalam keterangan tertulis yang diterima di Kabupaten Probolinggo, Rabu (20/9/2023).
Menurutnya, pihak BNPB akan membentuk tim siaga bencana langsung di desa titik alat itu berada dengan koordinator atau penanggungjawabnya dari kepala desa setempat setelah dilakukan penguatan respons bagi masyarakat tentang peringatan dini erupsi Bromo.