Bisnis.com, SURABAYA — Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur memproyeksikan produksi beras di Jatim mulai September - Desember nanti akan mencapai 1.293.452 ton, serta akan ada surplus 248.100 ton.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim, Dydik Rudy Prasetya mengatakan meski lahan tanaman pangan, khususnya tanaman padi di Jatim terdampak kekeringan atau El Nino seluas 969,50 ha, tetapi lahan yang terkena puso atau gagal panen hanya 81 ha, dan lahan kekeringan yang telah pulih sudah seluas 24,5 ha.
“Kami telah melakukan berbagai upaya agar dampak El Nino tidak merusak sektor pangan. Sejak awal kami sudah memberikan early warning agar petani menanam bibit benih yang tahan kekeringan, serta tiap daerah mengoptimalkan pompa air yang ada di kelompok tani agar tidak sampai puso,” jelasnya kepada Bisnis, Kamis (14/9/2023).
Selain itu, lanjutnya, Pemprov Jatim juga mendorong agar petani memanfatakan program asuransi tani guna meminimalisir kerugian akibat gagal panen. Klaim asuransi yang diperoleh setidaknya bisa digunakan untuk ongkos produksi pada masa tanam selanjutnya.
Data Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim mencatat, sepanjang Januari - Agustus 2023, Jatim telah memproduksi padi sebanyak 9.299.226 ton Gabah Kering Giling (GKG), dan menghasilkan beras sebanyak 5.960.804 ton.
Sementara tingkat konsumsi beras di Jatim rerata 261.338 ton/bulan atau mencapai 2.090.704 ton beras selama Januari - Agustus 2023, sehingga sepanjang tahun ini, Jatim mengalami surplus beras sebanyak 3.870.100 ton.
Baca Juga
Khusus selama September 2023 ini, prognosa produksi gabah di Jatim akan mencapai 520.889 ton GKG dengan hasil produksi beras 333.890 ton, dan dikurangi konsumsi 261.338 ton, sehingga pada September akan ada surplus beras sebanyak 72.552 ton.
“Secara total produksi beras selama September - Desember 2023, diperkirakan akan memproduksi sebanyak 1.293.452 ton beras, dan jumlah konsumsi sebanyak 1.045.352 ton, sehingga nanti akan ada suprlus beras 248.100 ton,” imbuh Rudy.
Lebih rinci, prognosa khusus pada Desember 2023 saja, produksi gabah hanya akan mencapai 352.858 ton GKG dari lahan panen seluas 63.436 ha, dengan produksi beras 226.182 ton. Dari jumlah produksi beras itu, dikurangi konsumsi 261.338 ton, sehingga terjadi defisit beras 35.156 ton.