Bisnis.com, SURABAYA - Provinsi Jawa Timur akan berupaya mengoptimalkan distribusi dan menggelar pasar murah untuk menekan harga kebutuhan barang pokok, terutama beras yang dalam beberapa minggu terakhir ini cenderung meningkat.
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa mengatakan pada dasarnya stok beras di Jatim saat ini dalam keadaan cukup dan aman, termasuk stok beras yang dimiliki oleh Bulog Jatim mencapai sekitar 350.000 ton.
“Jumlah stok beras Bulog itu cukup untuk memenuhi kebutuhan sampai Desember nanti jika distribusi dilakukan secara reguler. Bahkan Bulog Jatim saat ini juga masih terus mengirim beras ke Kanwil Bulog lain yang ada di Kalimantan, Maluku, Papua dan Sulawesi,” jelasnya, Rabu (6/9/2023).
Produksi padi Jatim pada September 2023 saja mencapai sebesar 520.889 ton GKG atau lebih besar 9,23 persen dibandingkan periode yang sama 2022 yaitu sebesar 481.059 ton GKG.
Hanya saja, lanjut Khofifah, harga Gabah Kering Panen (GKP) dan Gabah Kering Giling (GKG) memang sedang mengalami kenaikan. Sehingga produk akhir yaitu beras di konsumen juga mengalami kenaikan.
“Itulah kenapa saat ini harga beras di sebagian besar provinsi di Indonesia mengalami kenaikan di atas HET. Namun di sini Bulog menjual beras seharga Rp9.950/kg atau masih di bawah HET Rp10.900,” katanya.
Baca Juga
Khofifah pun meminta agar bupati, wali kota, dunia usaha, dunia industri, dunia kerja (Dudika) maupun private sector untuk bersama-sama melakukan operasi pasar murah khusus beras guna memberi penetrasi pasar.
“Ini yang harus diperbanyak lagi operasi pasar murah termasuk maksimalkan distribusi ke pedagang-pedagang di pasar. Pemprov sendiri juga akan melakukan operasi pasar murah mulai September ini,” imbuhnya.
Pimpinan Wilayah Perum Bulog Jatim, Ermin Tora mengatakan bahwa saat ini stok beras di Bulog Jatim ada 200.000 ton dan akan ada tambahan lagi sekitar 150.000 ton sehingga totalnya ada 350.000 ton.
“Posisi stok 350.000 ton ini menurut kami sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan yang ada di Jatim, bahkan untuk membantu Bulog lain di luar Jatim,” katanya.
Bulog Jatim, tambahnya, juga turut menangani masalah beras dengan menyalurkan bantuan pangan beras kepada 3,4 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang ada di Jatim. Setiap keluarga akan mendapatkan 10 kg beras per bulan selama 3 bulan sampai dengan Desember.