Bisnis.com, SURABAYA — Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jawa Timur menyebut kinerja kredit perbankan di Jatim sejauh ini telah terakselerasi dengan rasio yang terpantau membaik.
Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jatim, Doddy Zulverdi mengatakan kinerja intermediasi kredit perbankan Jatim di kuartal II/2023 ini tercermin dari peningkatan kinerja kredit secara nominal pada sektor korporasi maupun rumah tangga (RT).
“Peningkatan penyaluran kredit perbankan ini sejalan dengan meningkatnya aktivitas masyarakat di Jatim yang turut memacu tren pertumbuhan ekonomi Jatim yang berhasil mencapai 5,24 persen pada kuartal II/2023 (yoy) atau 5,10 persen selama semester I/2023 (yoy),” katanya, Selasa (29/8/2023).
Selain itu, lanjut Doddy, peningkatan kinerja kredit ini sejalan dengan penurunan suku bunga kredit perbankan dan membaiknya risiko kredit di kuartal II/2023 yang terpantau berada di bawah threshold (5 persen), sementara rasio likuiditas perbankan terpantau terjaga (range RMI 80 persen - 92 persen).
“Akhir Juli lalu, BI sendiri mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75 persen di saat The Fed menaikkan suku bunga. Hal ini dilakukan menjaga stabilitas nilai tukar dan juga tren inflasi kita cukup terjaga dan bisa ditekan,” ujarnya.
Doddy mengatakan, tahun ini aktivitas ekonomi masyarakat memang sangat banyak sehingga penyaluran kredit dari korporasi, maupun konsumstif/rumah tangga seperti Kredit Kendaraan Bermotor (KKB), Kredit Pemilikan Rumah (KPR), dan kredit multiguna.
Baca Juga
“Kalau kredit naik, aktivitas naik, atau sebaliknya kalau aktivitas ekonomi bagus, maka kinerja kredit juga akan bagus,” katanya.
Meski begitu, kata Doddy, pertumbuhan ekonomi tidak selalu didorong oleh kinerja penyaluran kredit perbankan, sebab masih ada sumber-sumber pembiayaan lainnya yang turut mendongkrak perekonomian, misalnya pasar saham, obligasi, investasi internal korporasi, hingga kolaborasi joint venture (JV) melalui pembiayaan Penamanan Modal Asing (PMA).
“Jadi IPO sebuah perusahaan, juga bisa menjadi pesaing pembiayaan kredit perbankan,” imbuhnya.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 4 Jatim mencatat penyaluran kredit perbankan semester I/2023 tercatat mencapai Rp533 triliun atau tumbuh 5,88 persen (yoy). Pertumbuhan tertinggi terjadi pada kredit investasi 9,21 persen (yoy). Sebaliknya Dana Pihak Ketiga (DPK) melambat 3,33 persen atau menjadi sebesar Rp728 triliun.
Menurut Kepala OJK Jatim Giri Tribroto, stabilitas Industri Jasa Keuangan (IJK) di Jatim di semester I/2023 tetap resilien didukung oleh permodalan yang solid, likuiditas yang memadai, profil risiko yang terjaga serta kinerja intermediasi yang meningkat di tengah berlanjutnya divergensi pemulihan perekonomian global.
“Kualitas kredit di Jatim juga masih terjaga dengan rasio NPL net perbankan stabil di level 1,34 persen dan NPL gross sebesar 3,52 persen,” katanya.
OJK sendiri terus mendorong konsolidasi perbankan untuk menjawab berbagai tantangan dinamika industri perbankan, termasuk efisiensi dan efektivitas pengaturan, pengawasan bank, serta upaya untuk meningkatkan ketahanan, daya saing dan kontribusi bank.
Industri perbankan juga didorong untuk menciptakan produk keuangan, terutama produk digital yang memudahkan nasabah melakukan transaksi maupun mempermudah integrasi bisnis bagi bank dengan mitra.
“Beberapa bank konvensional mulai bertransformasi menjadi bank dengan layanan digital dan terhubung dengan ekosistemnya, sehingga pengawasan perbankan di era digital menjadi hal yang sangat penting,” imbuh Giri.