Bisnis.com, SURABAYA — Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menyebut Pemprov Jatim hingga saat ini telah melakukan berbagai antisipasi menghadapi musim kekeringan atau el nino agar tidak berdampak pada tekanan inflasi, utamanya dari bahan pangan.
Dalam sambutannya di Pelantikan Pengurus Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Surabaya & Bank Indonesia Mengajar 2023 di Universitas Airlangga Surabaya, Jumat (11/8/2023), Emil mengatakan sejauh ini dampak kekeringan terhadap lahan tanaman sawah belum terlalu signifikan.
“Puso atau gagal panen di Jatim akibat kekeringan ini baru terjadi di lahan seluas 29 ha, mudah-mudahan ini tidak meluas. Namun kami terus melakukan gerakan antisipasi menghadapi el nino ini,” katanya.
Dia memaparkan, gerakan antisipasi menghadapi el nino ini salah satunya dengan melakukan percepatan masa tanam, dan mengalihkan varietas benih/bibit yang lebih resilien terhadap kekurangan air/kekeringan. Selain itu, untuk daerah yang mengalami kekeringan ekstrem dilakukan pengalihan pola tanam, lalu pompanisasi, serta percepatan asuransi.
“Sampai saat ini ada bantuan subsidi premi asuransi usaha pertanian padi untuk seluas 10.000 ha. Ini yang diharapakan menjadi langkah mitigasi untuk situasi el nino tahun ini,” imbuhnya.
Menurutnya, upaya antisipasi ini menjadi sebuah upaya menjaga momentum kinerja inflasi Jatim yang berhasil ditekan. BPS Jatim mencatat, inflasi Jatim pada Juli 2023 tercatat sebesar 0,15 persen (month to month).
Baca Juga
Secara year on year (yoy) atau Juli 2023 terhadap Juli 2022 mengalami inflasi 4,11 persen, sedangkan secara year to date (ytd) atau Juli 2023 terhadap Desember 2022 mengalami inflasi sebesar 1,60 persen.