Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Sepatu Jatim Masih Tertekan, Utilitas 70 Persen

Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Jawa Timur menyebut kinerja industri alas kakai/sepatu di Jatim di semester I/2023 masih tertekan.
Seorang pekerja menunjukkan sepatu Aerostreet. /Bisnis-Nicholas Sampurna
Seorang pekerja menunjukkan sepatu Aerostreet. /Bisnis-Nicholas Sampurna

Bisnis.com, SURABAYA - Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Jawa Timur menyebut kinerja industri alas kaki/sepatu di Jatim di semester I/2023 masih tampak melandai meski situasi perekonomian Jatim mengalami pertumbuhan positif 5,10 persen (yoy).

Ketua Aprisindo Jatim, Njo Winyoto Gunawan mengatakan hingga saat ini tingkat utilitas industri sepatu di Jatim belum mampu terangkat dan masih berada di angka 60 - 70 persen.

“Industri sepatu masih belum pulih 100 persen seperti sebelum Covid-19. Ditambah lagi situasi pasar ekspor yang juga melambat tidak hanya pada produk sepatu tapi semua barang ekspor karena dampak perlambatan ekonomi global,” katanya, Kamis (10/8/2023).

Dia melanjutkan, industri sepatu yang selama ini berorientasi ekspor juga masih menggarap beberapa orderan-orderan lama dari luar negeri karena kecipratan situasi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.

“Sebagian kami masih dapat ekspor dari efek terdahulu karena perang dagang AS-China, tetapi situasinya memang belum kondusif sehingga kita lebih berhati-hati untuk ke depannya, terutama dalam memasok bahan baku sebab jika buyer membatalkan orderan akan memperparah industri kita,” jelasnya.

Sementara di pasar domestik, lanjut Winyoto, penjualan komoditas sepatu juga masih belum optimal meski pertumbuhan ekonomi menunjukkan tren positif. Saat ini yang terjadi, penjualan sepatu di pasar terkadang naik dan kadang turun lalu melambat.

“Secara realistis, industri sepatu masih belum menunjukkan angka seperti pertumbuhan ekonomi, walaupun ada faktor lain yang mendorong ekonomi seperti sektor agrobisnis,” imbuhnya.

Kepala Bank Indonesia - Jatim, Doddy Zulverdi mengatakan perbaikan ekonomi Jatim pada kuartal II/2023 sebagian tertahan oleh perlambatan ekspor akibat penurunan kinerja mitra dagang luar negeri seperti AS, Eropa dan Jepang yang berdampak pada kinerja perdagangan luar negeri.

“Sektor perdagangan Jatim di kuartal II/2023 juga tumbuh 6,44 persen lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang tumbuh 6,53 persen. Secara spesifik kinerja ekspor kuartal II juga terkontraksi -2,29 persen (yoy) lebih dalam dari pertumbuhan ekspor di kuartal I yang tumbuh tipis 0,87 persen (yoy),” jelasnya.

Doddy menambahkan, untuk meningkatkan kinerja ke depan, Jatim akan terus mengupayakan peningkatan ekspor ke negara-negara yang telah menjalin kerja sama perdagangan seperti dengan Uni Eropa, Australia, Chile dan Uni Emirat Arab (UEA). 

“Jatim juga berupaya meningkatkan penggunaan Local Currency Settlement (LCS) untuk transaksi perdagangan,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper