Bisnis.com, MALANG— Pemahaman tentang kesehatan mulai bergeser, muncul kesadaran tentang pentingnya kesehatan mental, disamping kesehatan fisik.
Menteri Koordinator PMK dan Ketua Badan Pembina Harian UMM, Prof. Muhadjir Effendy, mengatakan pada era sebelumnya kesehatan mental tidak dianggap begitu penting dibandingkan dengan kesehatan fisik.
“Psikologi adalah bidang yang tidak mudah tergantikan, sekalipun oleh AI,” katanya secara daring pada pengukuhan Prof. Latipun, yang menjadi Guru Besar Bidang Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang, Rabu (9/8/2023).
Oleh karena itulah, kata dia, para pakar psikologi akan selalu dibutuhkan dalam dinamika kehidupan. Psikologi juga memiliki hubungan dengan upaya SDGs, misalnya saja tujuan program kesehatan dan kesejahteraan.
Berdasarkan penelitian, Latipun menjelaskan, pada hakikatnya setiap manusia berkemauan untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Prinsip ini bisa juga dikembangkan dalam praktik konseling dan terapi.
Meski melibatkan pihak lain dalam menyelesaikan masalah, kata dia, namun konseling dan terapi sepatutnya mengembalikannya pada klien. Dengan begitu, klien bisa mengatasi problem dan mengembangkannya di kemudian hari.
Baca Juga
“Itulah yang disebut dengan sel-recovery, yakni usaha individu untuk menangani, memulihkan, atau mengembalikan kondisi dirinya ke dalam kondisi yang normal dan optimal,” ucapnya.
Meski begitu, ujar dia, bantuan awal dari kalangan profesional dan orang-orang di sekitarnya tetap diperlukan untuk meningkatkan kemauan individu untuk menyelesaikannya sendiri.
Adapun konseling dan terapi berorientasi pada self-recovery mengikuti empat prinsip utama, yakni menekankan keterlibatan diri dalam menghadapi tantangan kehidupannya.
Selanjutnya, mengandalkan kekuatan internal klien ketimbang kekuatan luar dan mengutamakan proses individu untuk eksplorasi diri, belajar dari pengalaman, serta peningkatan keterampilan koping. Terakhir, setiap individu bertanggung jawab menyelesaikan masalah sendiri dan mampu berkembang optimal.
Terkait hubungannya dengan SDGs, dia menjelaskan, konseling memiliki relevansi dengan SDGs, terutama pada bidang kemanusiaan. Secara umum, tujuan konseling adalah menghasilkan pribadi yang matang dan sehat secara mental. Hal ini sejalan dengan rumusan SDGs yang menjamin kehidupan sehat serta mendorong kesejahteraan bagi semua kalangan dan usia.
“Strategi konseling berbasis pada self-recovery ini sangat sesuai dengan tujuan yang dirumuskan PBB terkait SDGs. Kesehatan secara mental dan kemampuan individu self-recovery dalam menghadapi berbagai masalahnya adalah strategi yang urgen,” ujarnya.(K24)