Bisnis.com, SURABAYA - PT Asuransi Perisai Listrik Nasional (PLN Insurance) bekerja sama dengan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) untuk meningkatkan layanan bank garansi sekaligus menggenjot potensi pasar dari kedua belah pihak.
Presiden Direktur PLN Insurance, Moch. Hirmas Fuady menjelaskan kerja sama dengan Bank Jatim ini akan diawali dengan penyediaan layanan kontra bank garansi yang akan menyasar nasabah Bank Jatim.
“Melalui kerja sama ini, diharapkan kontribusi nasabah PLN Insurance di wilayah Jatim bisa meningkat menjadi 20 persen, dari posisi saat ini masih 10 persen,” katanya seusai penandatanganan kerja sama PLN Insurance & Bank Jatim, Senin (17/7/2023).
Dia mengatakan sejauh ini kinerja PLN Insurance terus mengalami peningkatan. Perusahaan yang sebelumnya bernama PT Tugu Kresna Pratama ini telah melakukan rebranding menjadi PLN Insurance pada 2017. Kemudian pada 2022 PLN Insurance mencatatkan kinerja aset Rp500 miliar, dan pada 2022 berhasil mencapai Rp3 triliun.
“Sedangkan kinerja premi pada 2017 hanya Rp100 miliar, lalu pada 2022 berhasil meningkat menjadi sekitar Rp600 miliar. Di kuartal I/2023 ini capaian premi kami sudah sebanyak Rp400 miliar harapannya sampai akhir tahun akan melebihi dari kinerja tahun lalu,” jelasnya.
Hirmas mengatakan banyak potensi program yang bisa terus dikembangkan dari kerja sama dengan Bank Jatim. Salah satunya yang sudah dilakukan dengan induk PLN seperti program pembayaran tagihan listrik melalui Bank Jatim bisa mendapatkan value tambahan kover asuransi dari PLN Insurance.
Baca Juga
“Sebagai contoh jika ada pelanggan yang rumahnya terbakar karena arus pendek akan diberikan santunan sampai Rp15 juta,” imbuhnya.
Dia menambahkan, PLN Insurance yang juga memiliki vendor/nasabah nantinya juga tidak menutup kemungkinan untuk diarahkan menjadi nasabah Bank Jatim.
Direktur IT & Digital Bank Jatim, Zulhelfi Abidin mengatakan, kerja sama tersebut sangat positif bagi kedua belah pihak, termasuk bagi Bank Jatim. Melalui program kontra bank garansi maka tarif yang diberikan kepada nasabah Bank Jatim akan lebih kecil tetapi kover asuransi yang lebih luas.
“Untuk kontra bank garansi ini misalnya asuransi untuk uang muka, pembiayaan, pelaksanaan atau maintanance. Apalagi Bank Jatim banyak vendor-vendor yang garap proyek di Jatim, termasuk proyek pemda maupun proyek PLN grup itu sendiri. Dari potensi proyek di Jatim, kalau kita bisa ambil kue 2 -3 persen dari anggaran APDB saja itu sangat signifikan,” jelasnya.
Zulhelfi menambahkan, dari kerja sama ini pula diharapkan perekonomian di Jatim bisa tumbuh, termasuk terbukanya lapangan kerja ketika perbankan memberikan pembiayaan.