Bisnis.com, SURABAYA - Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jawa Timur mencatatkan realisasi transaksi selama gelaran Java Coffee Culture (JCC) 2023 di Surabaya mencapai Rp25,63 miliar melebihi target semula Rp18 miliar.
Kepala Perwakilan BI Jatim, Doddy Zulverdi menjelaskan, capaian transaksi yang cukup tinggi melebihi target tersebut didukung oleh sejumlah faktor, salah satunya karena komoditas kopi yang masuk dalam business matching merupakan kopi pilihan yang melalui kurasi oleh ahli kopi.
“Selain itu, pembeli yang datang umumnya juga sudah mengetahui karakteristik dan kualitas masing-masing kopi. Beberapa yang dijual memang sudah punya nama, sehingga begitu dipasarkan, permintaannya tinggi,” katanya, Senin (10/7/2023).
Dia melanjutkan, buyer yang datang dalam business matching juga sebagian besar adalah aggregator untuk ekspor. Bahkan lebih dari 70 persen transaksi dalam business matching bertujuan ekspor seperti ke Jepang, Mesir dan Eropa.
“Rata-rata kopi yang mengikuti kegiatan business matching berasal dari Jawa, tetapi dalam kegiatan festival JCC di Jalan Tunjungan juga ditampilkan kopi-kopi dari daerah lain seperti Papua, Aceh dan lainnya,” imbuh Doddy.
Adapun selama 5 - 9 Juli 2023, total pengunjung JCC dan Festival Peneleh mencapai lebih dari 7.000 orang. JCC juga menghadirkan 46 jenis kopi terbaik dan 54 eksportir, pemilik kafe kopi dan asosiasi pada kegiatan business matching serta 42 UMKM binaan dan mitra BI di Festival Peneleh.
Baca Juga
Diharapkan, gelaran JCC ini tidak sekedar mencapai transaksinya, tetapi ke depan akan ada potensi pengembangan kopi di Jawa yang rerata produksi kopinya mencapai 99.000 ton pada 2022. Dari jumlah tersebut, produksi kopi di Jatim berkontribusi sebanyak 45.000 ton, disusul oleh Jawa Tengah dan Jawa Barat.
Ekspor kopi not roasted (biji kopi) di Jawa juga masih cukup tinggi sebesar 28 persen dibandingkan kopi roasted dan ekstrak kopi, sehingga masih terdapat ruang untuk hilirisasi komoditas kopi olahan di Jawa.
Sepanjang Januari-April 2023 ekspor biji kopi di wilayah Jawa didominasi dari Jatim dengan pangsa pasar sebanyak 86 persen ke Mesir, Jepang dan Italia.
“JCC dan Festival Peneleh di Surabaya ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang mendukung program Gerakan Bangga Buatan Indonesia (GBBI) dan Gerakan Bangga Wisata Indonesia (GBWI) sekaligus Road to Karya Kreatif Indonesia 2023,” imbuh Doddy.