Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pelindo Terminal Petikemas Investasi US$88 Juta untuk Peremajaan Alat

Perusahaan layanan jasa terminal peti kemas PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) menyiapkan investasi sekitar US$88 juta untuk peremajaan alat.
Kegiatan bongkar muat peti kemas di Terminal Petikemas Surabaya./Dok. SPTP
Kegiatan bongkar muat peti kemas di Terminal Petikemas Surabaya./Dok. SPTP

Bisnis.com, SURABAYA - Perusahaan layanan jasa terminal peti kemas PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) menyiapkan investasi sekitar US$88 juta untuk peremajaan alat bongkar muat peti kemas.

Corporate Secretary SPTP Widyaswendra menjelaskan, dari jumlah investasi tersebut akan digunakan untuk pengadaan 5 unit QCC (quay container crane) dengan nilai investasi US$50 juta, dan untuk 14 unit RTG (rubber tyred gantry) dengan investasi US$38 juta.

“Pengadaan alat baru ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan di Terminal Petikemas Surabaya (TPS Surabaya) dan IPC TPK Area Panjang,” katanya, Rabu (5/7/2023).

Dia menjelaskan peremajaan alat meliputi 4 unit QCC atau alat bongkar muat peti kemas di dermaga dan 14 unit RTG yang merupakan alat bongkar muat peti kemas di lapangan penumpukan untuk TPS Surabaya dan 1 unit QCC untuk IPC TPK Area Panjang. 

“Peremajaan alat dilakukan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan pelayanan terhadap pelanggan, karena ukuran kapal yang singgah di TPS Surabaya dan IPC TPK Area Panjang semakin besar dengan jumlah muatan yang semakin banyak,” katanya.

Menurutnya, kondisi tersebut membutuhkan peralatan bongkar muat peti kemas yang andal untuk menjaga produktivitas terminal peti kemas. Saat ini saja, di TPS Surabaya terdapat 12 unit QCC dan 30 unit RTG yang digunakan untuk pelayanan kegiatan terminal peti kemas. 

“Pengadaan alat baru nantinya akan menggantikan sebagian dari peralatan yang sudah ada saat ini,” ujarnya.

Sedangkan peralatan lama yang ada di TPS Surabaya maupun IPC TPK Area Panjang akan digunakan untuk mendukung kebutuhan alat di terminal lain yang membutuhkan melalui program optimalisasi aset. 

Widyaswendra menambahkan, dalam pengadaan alat baru ini dibutuhkan waktu sekitar 2-3 tahun untuk proses pembuatan, pengiriman, hingga perakitan di terminal. “Saat ini masih tahap awal lelang pengadaan barang dan jasa, proses hingga alat tersebut dapat beroperasi masih cukup panjang,” imbuhnya.

Adapun SPTP mencatat arus peti kemas di TPS Surabaya pada semester I/2023 sebanyak 674.890 TEUs. Jumlah tersebut tumbuh 1 persen jika dibandingkan semester II/2022 yang tercatat sebanyak 668.244 TEUs. Jumlah tersebut terdiri dari 644.770 TEUs peti kemas internasional dan 30.120 peti kemas domestik.

Menurut Ketua DPC Indonesian National Shipowners Association (INSA) Surabaya Stenvens Handry Lesawengen, QCC yang ada di TPS Surabaya saat ini hanya dapat menjangkau 12 rows (susunan peti kemas mengikuti lebar kapal), sedangkan kapal-kapal yang datang akan semakin besar hingga 18 rows. 

"Dibutuhkan QCC jenis Post Panamax, yang ada di TPS Surabaya saat ini masih tipe Panamax. Dari sisi usia alat juga sudah tepat jika dilakukan peremajaan dengan alat yang baru, karena alat yang sekarang ada sudah ada sejak awal TPS Surabaya berdiri kurang lebih 20 tahun lalu," kata Stenvens.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper