Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Ekspor Tertekan, Penjualan WOOD Terkoreksi -16,4 Persen

PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) tahun ini akan berusaha mengejar target kinerja pertumbuhan pendapatan maupun laba bersih setidaknya sekitar 10 persen.
Aktivitas produksi furnitur di pabrik Integra Indocabinet./Dok. WOOD
Aktivitas produksi furnitur di pabrik Integra Indocabinet./Dok. WOOD

Bisnis.com, SURABAYA — PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) tahun ini akan berusaha mengejar target kinerja pertumbuhan pendapatan maupun laba bersih setidaknya sekitar 10 persen di tengah tantangan pasar ekspor yang semakin tertekan.

Direktur WOOD, Wang Sutrisno menjelaskan, penjualan perseroan pada 2022 tercatat mencapai Rp4,5 triliun atau terkoreksi -16,4 persen karena adanya over supplay pada produk building component (komponen bangunan) dari negara Amerika Serikat (AS).

“Pasar ekspor kami selama ini memang masih terkonsentrasi di AS dan mereka merupakan importir terbesar untuk produk furnitur. Penjualan ke AS ini turun 16,5 persen dan terendah dibandingkan dengan wilayah lain seperti Asia -17,5 persen dan Eropa -30,9 persen. Sedangkan pasar domestik turun 8,9 persen,” jelasnya dalam paparan publik, Jumat (16/6/2023).

Dari segmentasi pendapatan perseroan pada 2022, building component Rp2,6 triliun terkoreksi sebesar 26,52  persen. Namun penjualan segmen furnitur ekspor Rp1,7 triliun masih tumbuh sebesar 3,3 persen (yoy).

Dia menjelaskan, dari total penjualan tahun lalu, sebanyak 95 persen atau Rp4,3 triliun merupakan penjualan di pasar ekspor. Pada tahun ini pun WOOD memproyeksikan pasar ekspor masih akan mendominasi penjualan Integra sekitar 85 - 90 persen, sisanya berasal dari domestik.

“Tidak ada perubahan pasar yang signifikan tahun ini, karena pasar ekspor ke As masih banyak uncertaintly, dan dari segi pricing (harga) masih menjadi challenging,” imbuhnya.

Wang menambahkan pada kuartal I/2023 ini pun penjualan perseroan tercatat sebesar Rp633 miliar atau turun dibandingkan capaian kuartal I/2022 yang mampu terealisasi Rp1,9 triliun.

“Namun jika dibandingkan kuartal sebelumnya, terdapat pertumbuhan karena didukung permintaan pasar AS yang menguat untuk building component 58,1 persen (qtoq),” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper