Bisnis.com, MALANG—Kantor OJK Malang telah menerima 373 pengaduan konsumen periode 1 Januari 2023 sampai dengan 31 Mei 2023 yang berarti meningkat 22,62 persen dari tahun lalu.
Kepala OJK Malang, Sugiarto Kasmuri, mengatakan sampai dengan akhir Mei 2022 jumlah pengaduan yang diterima KOJK Malang adalah sebanyak 305 pengaduan.
“Pengaduan tersebut disampaikan oleh masyarakat secara walk-in (86,06 persen) dan melalui mekanisme persuratan (13,94 persen),” ujarnya di Malang, Selasa (13/6/2023).
Sampai dengan akhir Mei 2023, dia meyakinkan, KOJK Malang telah memproses 3.566 permintaan informasi debitur pada Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) dimana 974 permintaan informasi diajukan secara luring dan 2.592 diantaranya diajukan secara daring.
Dia meyakinkan pula, KOJK Malang terus melaksanakan peran aktifnya dalam mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan melalui berbagai macam kegiatan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat.
Sampai dengan akhir Mei 2023, KOJK Malang telah melaksanakan 28 kegiatan edukasi dan sosialisasi dengan total peserta mencapai 10.574 orang. Perencanaan pelaksanaan kegiatan tersebut tentunya mempertimbangkan sasaran target prioritas sesuai Strategi Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan Indonesia (SNLKI) 2021 – 2025.
Baca Juga
KOJK Malang juga berpartisipasi dalam acara Pelatihan dan Pencanangan “Literasi & Inklusi Pasar Modal bagi Muslimat NU Kota Malang” yang diadakan selama Mei-Juni 2023.
Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara OJK dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang, Bursa Efek Indonesia, Pimpinan Cabang Muslimat NU Kota Malang, serta Pelaku Usaha Jasa Keuangan. Total peserta yang hadir mencapai 1.500 Muslimat dari Kabupaten/Kota wilayah kerja KOJK Malang.
Peneliti Senior Pusat Penelitian Kebijakan Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso, menilai kolaborasi OJK dengan lembaga keagamaan terbesar dan digawangi oleh emak-emak merupakan langkah brilian dalam upaya meningkatkan literasi keuangan di masyarakat.
Penipuan transaksi keuangan maupun dalam bentuk lainnya yang memanfaatkan teknologi informasi dan medsos, kata dia, lebih banyak menyasar pada emak-emak.
“Semoga kolaborasi apik ini semakin meningkatkan pengetahuan dan kehatian-hatian emak-emak untuk tidak mudah tergiur dengan iming-iming namun itu merupakan modus penipuan transaksi keuangan maupun pencurian data melalui berbagai aplikasi di smartphone,” ucapnya.(K24)