Bisnis.com, SURABAYA — PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) tahun ini membagikan dividen sebesar Rp797 miliar atau setara 51,67 persen dari laba bersih Tahun Buku 2022.
Direktur Utama Bank Jatim, Busrul Iman mengatakan di sepanjang 2022, Bank Jatim berhasil mencatatkan kinerja laba bersih sebesar Rp1,54 triliun atau tumbuh 1,30 persen (yoy).
“Meskipun proses pemulihan ekonomi pasca pandemi belum sepenuhnya normal dan masih diwarnai oleh berbagai tantangan global seperti krisis pangan dan transisi energi akibat konflik Rusia dan Ukraina, tetapi Bank Jatim tahun lalu mencapai kinerja keuangan dengan hasil yang memuaskan,” katanya, Rabu (12/4/2023).
Adapun pada 2022, bank berkode saham BJTM ini mencatatkan kinerja aset sebesar Rp103,03 triliun atau tumbuh 2,29 persen (yoy). Kinerja ini juga berseiring dengan kinerja perbankan lainnya seperti penyaluran kredit sebesar Rp46,20 triliun atau tumbuh 8,06 persen (yoy).
“Peningkatan kredit ini terjadi di seluruh segmen, sejalan dengan pemulihan ekonomi di berbagai sektor, utamanya sektor UMKM yang menjadi penyumbang kenaikan tertinggi yakni 26,24 persen (yoy) atau tercatat Rp6,34 triliun,” jelasnya.
Selain itu, penyaluran kredit BJTM juga ditopang oleh portofolio kredit komersial yang juga meningkat 7,02 persen atau tercatat Rp11,20 triliun pada 2022. Sedangkan kredit sektor konsumsi juga naik signifikan sebesar 5,11 persen atau tercatat Rp28,65 triliun.
Baca Juga
Busrul mengatakan pertumbuhan penyaluran kredit Bank Jatim juga diikuti oleh perbaikan kualitas pinjaman. Tercatat, rasio Loan At Risk (LAR) yang melandai di angka 4,81 persen, berbanding 6,57 persen di tahun sebelumnya (yoy). Begitu juga rasio Non Performing Loan (NPL) Gross juga ikut menurun di angka 2,83 persen, berbanding 4,48 persen di tahun sebelumnya.
“Kami memiliki misi untuk memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi di Jatim dengan dengan berbagai cara, antara lain fokus pada pertumbuhan UMKM yang dibuktikan dengan peningkatan penyaluran kredit kepada UMKM selama 6 tahun terakhir,” ujarnya.
Bank Jatim, kata Busrul, juga memberdayakan masyarakat Jatim dan pelaku UMKM untuk menjadi agen Jatim. Tujuannya, melayani masyarakat di daerah yang tidak terjangkau kantor layanan bank untuk melakukan transaksi tarik tunai, transfer, setor tunai, hingga pembayaran pajak daerah.
”Tahun ini kami melakukan sekitar 500 integrasi dan elektronifikasi permintaan sistem keuangan daerah dari 38 kota dan kabupaten di Jatim yang telah menggunakan layanan digital dari Bank Jatim, seperti e-retribusi pasar dan parkir, e-KIR, e-ticketing, PBB dan BPHTB online, dan lain-lain,” paparnya.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan Pemprov Jatim sebagai pemegang saham pengendali akan terus mendorong Bank Jatim untuk meningkatkan performa kinerja sehingga bisa semakin berkontribusi dalam mengungkit sektor ekonomi di Jatim.
"Saya berharap, seluruh jajaran Bank Jatim untuk berpedoman pada lima pilar demi meningkatkan layanan perbankan di Jatim agar terus tumbuh produktif. Lima pilar itu meliputi transformasi struktural, transformasi SDM, transformasi IT, pengkinian kebijakan dan prosedur dan aksi koorporasi untuk meningkatkan pertumbuhan yang berkelanjutan," katanya.