Bisnis.com, SURABAYA - Indikator Incremental Capital Output Ratio (ICOR) Jawa Timur pada 2021 berada di angka 7,63 atau lebih efisien dibandingkan angka nasional yang sebesar 8,97.
ICOR merupakan suatu rasio antara investasi dengan pertumbuhan output, yang berfungsi untuk menunjukkan efisiensi investasi di suatu negara/daerah. Semakin tinggi ICOR di suatu negara/daerah, maka semakin tidak efisien perekonomian negara/daerah tersebut.
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa mengatakan ICOR Jatim sebesar 7,63 tersebut bahwa investasi di Jatim tetap menawarkan efisiensi yang tinggi. Efisiensi tersebut juga turut diperkuat dengan meningkatnya realisasi investasi Jatim tertinggi selama 5 tahun terakhir.
“Realisasi investasi Jatim pada 2022 menembus angka Rp110,3 triliun atau meningkat 38,8 persen dibanding 2021. Pertumbuhan investasi Jatim juga lebih tinggi dari nasional yang tercatat 34 persen,” ujarnya dalam rilis, Kamis (23/2/2023).
Adapun realisasi investasi Jatim pada 2022 terdiri dari Penanaman Modal Asing (PMA) Rp44,9 triliun meningkat sebesar 66,7 persen (yoy), dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Rp65,4 triliun meningkat sebesar 24,5 persen (yoy).
Realisasi investasi Jatim pada 2022 ini tercatat paling tinggi dalam 5 tahun terakhir. Pada 2018 realisasi investasi Jatim yakni sebesar Rp51,2 triliun, pada 2019 menjadi Rp58,5 triliun, pada 2020 sebesar Rp78,3 triliun, pada 2021 Rp79,5 triliun, dan pada 2022 berhasil mencapai Rp110,3 triliun.
Baca Juga
“Dengan capaian tersebut, kami optimistis target investasi secara nasional bisa tumbuh 9 persen dari Rp1.400 triliun menjadi Rp1.600 triliun,” imbuhnya.
Khofifah mengatakan Pemprov Jatim sendiri terus berinovasi untuk menarik investor, misalnya seperti JOSS Gandos (Jatim Online Single Submission Goes Android Operating System) yang diluncurkan pada Februari lalu.
“Platform ini tidak hanya sekadar menawarkan kemudahan akses, tapi juga mencakup implementasi penyederhanaan perizinan yang termuat pada Pergub No.88 Tahun 2022 Tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha,” imbuhnya.
Selain itu, lanjutnya, bupati/walikota se-Jatim juga diminta untuk mempercepat penyusunan Investment Project Ready to Offer (IPRO) di masing-masing wilayah.
“IPRO harus bisa dipegang kuat karena ini sangat mampu menarik minat investor yang masuk ke daerah,” imbuhnya.