Bisnis.com, SURABAYA — Provinsi Jawa Timur pada Januari 2023 mengalami inflasi 0,36 persen (month to month/mtm) yang dipicu oleh kenaikan sejumlah harga komoditas terutama cabai rawit dan cabai merah besar.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Dadang Hardiwan mengatakan sebanyak 8 kota dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Januari 2023 seluruhnya mengalami inflasi.
“Inflasi tertinggi pada Januari ini terjadi di Sumenep sebesar 0,63 persen, dan inflasi terendah terjadi di Malang 0,15 persen,” katanya dalam paparan BRS, Rabu (1/2/2023).
Dia melanjutkan, secara year on year (yoy) Januari 2023 dibandingkan Januari 2022, Jatim telah mengalami inflasi sebesar 6,41 persen. Pada Januari 2023, terdapat sejumlah kelompok yang menjadi penyumbang inflasi di antaranya makanan, minuman dan tembakau, penyediaan makanan dan minuman/resto, perumahan, air, dan listrik serta bahan bakar rumah tangga.
“Selain itu juga ada kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rumah tangga, kesehatan, serta perawatan pribadi dan jasa lainnya,” ujarnya.
Adapun sejumlah komoditas yang menjadi penyumbang utama inflasi Jatim pada Januari 2023 (mtm) yakni cabai rawit yang mengalami kenaikan harga hingga 28,30 persen, disusul cabai merah naik 16,29 persen, tarif air minum PAM 9,25 persen, tarif kereta api 5,91 persen, beras 2,89 persen, emas perhiasan 2,82 persen, rokok kretek filter 1,86 persen, tukang bukan mandor 1,35 persen, sewa rumah 1,09 persen dan kontrak rumah 0,48 persen.
Baca Juga
Sementara sejumlah komoditas yang telah menahan laju inflasi atau disebut deflasi di antaranya adalah tomat yang mengalami penurunan harga -18,42 persen, sawi hijau -12,49 persen, angkutan udara -9,41 persen, terlur ayam ras -6,31 persen, semangka -9 persen, kangkung -4,72 persen, sepatu pria -3,41 persen, daging ayam ras -2,89 persen dan bensin -1,67 persen.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia - Jatim, Budi Hanoto mengatakan BI bersama dengan Pemprov Jatim dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) masih akan menggunakan kerangka strategi 4K untuk menjaga tingkat inflasi tahun ini.
“Strategi 4K itu adalah keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif,” katanya.
Strategi keterjangakauan harga dilakukan dengan pemantauan harian harga komoditas pangan strategis di 116 pasar rakyat melalui Siskaperbapo (Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok), operasi pasar komoditas pangan strategis secara targeted, dan perluasan serta penguatan Kerjasama Antar Daerah (KAD) yang diutamakan untuk intra Jatim.
Menjaga ketersediaan pasokan dilakukan penguatan sisi hulu seperti percepatan gerakan tanam padi dan komoditas hortikultura, program Pekarangan Pangan Lestari (PEKAPARI–P2L), pengembangan klaster pangan, pemberian bantuan pupuk organik serta program digital farming dan optimalisasi teknologi penyimpanan.
“Sedangkan untuk kelancaran distribusi diberikan dukungan transportasi dari Pemprov Jatim berupa penambahan koridor angkutan bus TransJatim, penguatan koordinasi pengamanan stok BBM dan LPG 3kg, serta pelaksanaan sidak dan inspeksi,” imbuh Budi.