Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investasi Asing Paling Bergeliat di Jatim

Realisasi investasi membuktikan bahwa iklim investasi di Jatim sangat kondusif dan terjaga dengan baik. 
Pembangunan pelabuhan di Jawa Timur./JIIPE.com
Pembangunan pelabuhan di Jawa Timur./JIIPE.com

Bisnis.com, SURABAYA — Provinsi Jawa Timur berhasil mencatatkan kinerja investasi di sepanjang 2022 mencapai Rp110,3 triliun atau meningkat 38,8 persen dibandingkan capaian 2021.

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa mengatakan capaian tersebut merupakan bukti bahwa iklim investasi di Jatim sangat kondusif dan terjaga dengan baik. 

“Kami terus berkomitmen untuk menjaga iklim investasi di Jatim supaya tetap kondusif dan terjaga dengan baik. Sehingga para investor baik dari dalam maupun luar negeri tidak ragu berinvestasi di Jatim,” katanya, Senin (30/1/2023).

Dia melanjutkan, capaian kinerja investasi tersebut juga berkat seluruh pihak dan masyarakat maupun elemen strategis yang turut menjaga iklim investasi tetap kondusif.

“Atas sinergi dan kolaborasi itu, Jatim mampu melampaui realisasi investasi yang ditargetkan yakni Rp80 triliun sesuai RPJMD 2019-2024, dan pada 2022 mampu terpenuhi sebesar 137,9 persen dari target,” ujarnya.

Adapun Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi di Jatim pada 2022 mencapai Rp110,3 triliun atau meningkat 38,8 persen (yoy). Capaian tersebut terdiri dari realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp44,9 triliun atau tumbuh 66,7 persen (yoy) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Rp65,4 triliun naik 24,5 persen (yoy).

Terdapat 5 negara yang berkontribusi tinggi terhadap investasi di Jatim, antara lain Amerika Serikat sebesar Rp19,6 triliun dengan kontribusi 43,7 persen, Singapura sebesar Rp6,5 triliun atau 14,5 persen, Jepang sebesar Rp5,9 triliun atau 13,1 persen, Hong Kong RRT sebesar Rp5,5 triliun atau 12,2 persen, serta China sebesar Rp1,9 triliun atau 4,2 persen.

Berdasarkan realisasi investasi PMDN, selama 2022 didominasi oleh industri makanan dengan kontribusi 27,7 persen, disusul perumahan, kawasan industri dan perkantoran 15,4 persen, serta transportasi, gudang dan komunikasi 13,6 persen, hotel dan restoran 7,2 persen, dan industri kimia dan farmasi 5,5 persen.

Sementara struktur realisasi investasi PMA yang dominan meliputi, pertambangan 40,3 persen, industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya 14,9 persen, industri makanan 12,9 persen, serta industri kimia dan farmasi 9,1 persen, dan industri mineral non logam 4,2 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper