Bisnis.com, SURABAYA - Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur mencatat hingga Oktober 2022 ditemukan sebanyak 6.145 pasien baru kasus HIV (Human Immunodeficiency Virus) sehingga total kumulatif kasus HIV di Jatim sepanjang tahun ini telah mencapai 84.959 kasus.
Kepala Dinkes Jatim, Erwin Astha Triyono menjelaskan dari total kasus baru yang ditemukan, saat ini sudah ada sebanyak 23.230 pasien yang mendapatkan terapi ARV (Antiretroviral).
“Antara jumalah kasus yang diterapi AVR dengan jumlah kasus yang ada ini terdapat kesenjangan. Ini dikarenakan banyak pasien yang meninggal maupun putus berobat,” katanya, Kamis (29/12/2022).
Dia mengatakan, untuk meningkatkan akses terapi ARV pada orang dengan HIV ini, Pemprov Jatim telah meningkatkan unit layanan testing HIV di puskesmas dan rumah sakit se-Jatim.
“Kami juga telah meningkatkan jumlah layanan terapi ARV, dari 380 unit layanan pada 2021 menjadi 240 unit layanan per September 2022,” imbuhnya.
Erwin melanjutkan, selain upaya peningkatan akses tes dan pengobatan HIV, Pemprov Jatim juga melakukan beberapa upaya penanggulangan HIV AIDS seperti melakukan penemuan sedini mungkin dengan mengadakan mobile clinic pada populasi kunci dan ibu hamil.
Baca Juga
Selain itu, lanjutnya, Dinkes Jatim melakukan penjangkauan dan melakukan skrining HIV pada populasi kunci Laki-laki Seks Laki-laki (LSL), waria, Pekerja Seks Komersial (PSK) dan pengguna narkoba suntik (penasun) gunamencegah penularan HIV termasuk penjangkauan bagi pasien Lost to Follow Up (LFU).
“Kami juga melaksanakan notifikasi pasangan kepada orang yang memiliki kontak secara langsung dan memiliki risiko tertular HIV dan IMS dari orang yang sudah terdiagnosis HIV dan IMS, serta melakukan pemeriksaan Early Infant Diagnosis (EID) pada bayi yang lahir dari ibu HIV," jelasnya.
Dia menambahkan, saat ini Indonesia dan berbagai negara di dunia juga telah sepakat untuk mengakhiri epidemi AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) pada 2030.
“Jadi kita harus mampu menurunkan kejadian infeksi baru HIV sebesar 90 persen dibandingkan infeksi baru 2010. Kemudian menurunkan kematian terkait AIDS dan menghapuskan stigma serta diskriminasi terhadap orang dengan HIV," imbuhnya.
Erwin berharap, masyarakat Jatim juga turut serta melakukan edukasi program HIV AIDS kepada keluarga, saudara, tetangga dan masyarakat lainnya serta memberikan dukungan fisik, psikologis dan sosial kepada penderita HIV agar patuh minum obat ARV, serta tidak berlaku diskriminasi.