Bisnis.com, SURABAYA - Pemerintah Provinsi Jawa Timur meluncurkan program 1.000 santri One Pesantren One Product (OPOP) Digipreneur sebagai upaya mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan sekaligus pengembangan entrepreneurship di lingkungan pesantren.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan peluncuran 1.000 Santri OPOP Digipreneur ini menjadi implementasi komitmen Pemprov Jatim untuk mencetak generasi santri mandiri yang mampu menjawab tantangan di masa depan khususnya era ekonomi digital.
"Program ini nantinya akan mengawinkan potensi santri dengan potensi kewirausahaan. Bukan hanya santrinya saja yang nanti akan mendapatkan multiplier effect tapi juga pesantrennya dan lingkungan di sekitar pesantren," katanya, Senin (26/12/2022).
Dia mengatakan program OPOP Digipreneur yang diberikan kepada para santri Jatim ini nantinya juga akan difokuskan pada pendekatan media digital dan teknologi, sebab digitalisasi sudah menjadi hal yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia saat ini.
Menurutnya, digitalisasi akan semakin kuat seperti prediksi Jack Ma, founder Alibaba yang menyebutkan bahwa sekitar 99 persen para pelaku UMKM pada 2030 akan bergerak melalui dunia online. Dari jumlah itu, 85 persennya akan melakukan kegiatan jual beli nya lewat e-commerce.
"Jadi menguasai teknologi dan internet adalah sebuah keniscayaan. Ini menjadi starting point kita untuk menyiapkan 1.000 santri OPOP untuk masuk pada digital entrepreneur. Kita sendiri harus membangun komitmen menyiapkan seluruh infrastruktur yang kita miliki untuk ini," imbuhnya.
Khofifah mengatakan, sejauh ini pelatihan 1.000 santri digipreneur sudah berjalan di 2 kabupaten di Jatim yakni Banyuwangi dan Mojokerto, dengan masing-masing jumlah santri yang dilatih adalah 100 peserta.
Dia menjelaskan, dalam program ini para santri akan dibekali bimbingan teknis sebagai bekal para santri agar memiliki keberanian, percaya diri, dan cakap dalam mendirikan sebuah usaha rintisan atau start-up kewirausahaan. Para santri juga akan mendapatkan materi dasar entrepreneur, digital marketing dan media, serta desain komunikasi visual.
"Targetnya adalah 10 SMK dalam 1 kabupaten. Santri ini unik, karena mereka di pesantren tidak boleh membawa handphone dan tidak boleh pakai internet, maka kita akan cari format sekolah yang memiliki lab komputer. Ini adalah tantangannya,” ujarnya.
Khofifah berharap peluncuran program 1.000 Santri OPOP Digipreneur ini akan turut mempercepat kebangkitan Jatim, terutama dalam hal kemajuan dan peningkatan kualitas pendidikan kewirausahaan di pesantren semakin meningkat.