Bisnis.com, SURABAYA - Pemerintah Provinsi Jawa Timur mencatat hingga saat ini sudah ada sekitar 750 pesantren yang telah bergerak menjalankan pesantrenpreneur dalam program pengembangan Ekonomi Masyarakat berbasis Pesantren (Eko-Tren) dengan konsep One Pesantren One Product (OPOP).
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan Eko-Tren OPOP merupakan program untuk memberdayakan kemandirian pesantren dengan menciptakan lapangan kerja, peningkatan usaha pesantren yang melibatkan santri dan alumni.
"Sampai saat ini telah bergabung 750 pesantren dalam pesantrenpreneur dan lebih dari 100.000 santri yang terlibat dalam santripreneur," jelasnya, Selasa (6/12/2022).
Dia menyakini bahwa dengan semakin banyaknya pesantren yang terlibat dalam program ini maka semakin banyak masyarakat yang perekonomian dan kesejahteraannya meningkat.
“Jawa Timur ini gudangnya pesantren, jumlahnya yang sangat besar tentu akan berpengaruh terhadap masyarakat, saya optimis dengan menggerakkan dan melibatkan pesantren dalam kemandirian ekonominya, maka akan memberikan pengaruh besar pada percepatan peningkatan kesejahteraan masyarakat,” katanya.
Menurutnya, program ini dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat terutama di ponpes. Bahkan Jatim pada Maret 2022 telah mencatatkan angka penurunan kemiskinan sebanyak 391 jiwa.
“Mungkin ini juga menjadi dampak dari program Eko-Tren yang telah mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan dalam mewujudkan pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, melalui penciptaan lapangan kerja bagi masyarakat dan penurunan jumlah penduduk miskin,” imbuhnya.
Dia memaparkan, dalam pengembangan Eko-Tren ini terdapat 3 pilar utama yang dibangun yaitu pesantrenpreneur, santripreneur, dan sosiopreneur. Pesantrenpreneur merupakan pemberdayaan ekonomi pesantren melalui koperasi pondok pesantren (koppontren) dan badan usaha lainnya.
Sedangkan santripreneur merupakan pemberdayaan santri menjadi entrepreneur melalui laboratorium kewirausahaan dan vokasional skill, sementara sosiopreneur adalah upaya pemberdayaan usaha alumni pesantren melalui sinergi dan kolaborasi dengan usaha ponpes dan masyarakat.
Adapun program ini merupakan hasil kerja sama dari berbagai pihak dari pemerintah, media, akademisi, private sector dan masyarakat. Dari sisi akademisi, Eko-Tren ini bekerja sama dengan UNUSA, ITS Surabaya, UNISMA dan perguruan tinggi lainnya.
Sedangkan dengan swasta kerjasama telah dikembangkan bersama dengan Bank Jatim Syariah, Pertamina, Grab, pemetaan potensi ekonomi oleh ICSB, Forum Kerjasama Koppontren.
“Program Eko-Tren ini juga telah direplikasi oleh 11 kabupaten/kota yaitu Kota Madiun, Kota Probolinggo, Kota Mojokerto dan Kabupaten Lamongan, Magetan Jombang Gresik Blitar, Sidoarjo dan Trenggalek, Ngawi serta Provinsi Kalimantan Selatan,” imbuhnya.