Bisnis.com, SURABAYA — PT Bank Maspion Indonesia Tbk (BMAS) memproyeksikan akan menerima modal inti sebesar Rp3 triliun pada Desember 2022 melalui pelaksanaan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu II (HMETD II - Right Issue) yang akan digunakan untuk meningkatkan kinerja perbankan.
Presiden Direktur Maspion Group, Alim Markus mengatakan sesuai dengan rencana bisnis bank (RBB), BMAS ingin memperkuat permodalan guna menunjang peningkatan kinerja pada tahun-tahun mendatang dan memenuhi ketentuan otoritas terkait pemenuhan modal inti Rp3 triliun.
“Untuk itu memperkuat permodalan itu, BMAS melakukan beberapa langkah strategis yakni melalui kolaborasi dengan Kasikornbank Public Company Limited dan Kasikorn Vision Financial Pte, Ltd,” katanya dalam paparan kinerja Bank Maspion, Selasa (15/11/2022).
Dia mengatakan saat ini Kasikornbank asal Thailand telah memiliki saham BMAS sebesar 40 persen dan telah mendapatkan persetujuan OJK terkait fit and proper test sebagai ultimate shareholder dan pemegang saham pengendali dengan per 11 Oktober 2022 untuk meningkatkan sahamnya hingga sedikitnya 67,5 persen.
Direktur Kepatuhan BMAS, Iis Herijati menjelaskan proses HMETD II - Right Issue sedang berlangsung dengan mengeluarkan saham baru sebesar 4.176 miliar saham baru dengan jumlah dana hasil HMETD II sebesar Rp1,7 triliun setelah BMAS mendapat surat efektif dari OJK pada 10 November 2022.
“Kami telah melaksanakan keterbukaan inormasi terkait propektus dan timeline pelaksanaan HMETD II di website OJK dan BMAS pada 14 November 2022,” katanya.
Baca Juga
Dia menjelaskan penggunaan dana hasil HMETD II ini nantinya sebanyak 65 persen akan digunakan untuk penyaluran kredit, dan sebanyak 25 persen untuk pengembangan teknologi informasi dan 5 persen untuk pengembangan SDM dan 5 persen untuk perluasan jaringan layanan.
“Untuk penyaluran kredit, kami akan fokus untuk kredit produktif yang selama ini kontribusinya juga 80 persen, dan 20 persen konsumtif. Ini karena tujuan kita ingin meningkatkan tenaga kerja dan produktivitas dan investasi agar ekonomi bergerak,” jelasnya.
Iis menambahkan, untuk pengembangan jaringan layanan, BMAS juga sedang mengkaji untuk menambah layanan kantor fungsional maupun kantor cabang. Sedangkan untuk pengembangan layanan IT nantinya akan meningkatkan kualitas delivery channel khususnya penambahan fitur mobil dan internet banking.
“Saat ini kami juga telah mendapatkan persetujuan QRIS dari OJK dan Bank Indonesia, maka BMAS juga akan meluncurkan layanan berbasis QRIS. Dalam layanan itu BMAS menjadi issuer dan sebagai acquirer yang memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi nasabah untuk bertransaksi dan melakukan pembayaran menggunakan QRIS,” jelasnya.