Bisnis.com, SURABAYA - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) Sales & Operation Region III terus mengupayakan pengembangan jaringan gas (Jargas) ritel setidaknya mencapai 100.000 sambungan baru setiap tahunnya agar dapat mencapai target 4 juta sambungan sampai 2024.
General Manager Sales & Operation III PGN Edi Armawiria mengatakan 4 juta sambungan jargas sampai 2024 merupakan target secara nasional yang merupakan visi pemerintah. PGN SOR III sendiri akan merealisasikan perseroan dengan porsi setidaknya 500.000 sambungan.
“Untuk saat ini, total sambungan jargas untuk rumah tangga di wilayah SOR III yakni Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali dan Nusra sudah mencapai 279.000 pelanggan, belum termasuk pelanggan kecil lainnya,’’ katanya, Kamis (3/11/2022).
Dia mengatakan ada 2 strategi penambahan saluran gas ritel, yang pertama yakni skema dari pemerintah pusat yang didanai oleh APBN, dan skema kedua yakni pemasangan komersial dari PGN sendiri.
“Untuk skema dari APBN, dalam waktu dekat kami akan memasang saluran baru di Lumajang sebanyak 4.000 sambungan. Sedangkan di skema komersial, di akhir tahun ini kami targetkan 19.000 sambungan gas,” imbuhnya.
Edi mengatakan secara jumlah saluran, pelanggan ritel memang menjadi kontributor terbesar, tetapi secara volume penyaluran terbesar dikontribusi di segmen industri.
“Volume penyaluran gas untuk segmen industri sendiri rerata mencapai 25 juta million british themal unit (mmbtu) per bulan. Sementara penyaluran jargas rumah tangga cuma 167.000 mmbtu per bulan,” jelasnya.
Dia melanjutkan, rata-rata penyaluran jargas tersebut hampir sama dengan penyaluran gas melalui produk produk compressed natural gas (CNG) atau liquefied natural gas (LNG) sebanyak 166.000 mmbtu per bulan.
“Di wilayah SOR III, kontribusi paling kecil memang penyaluran untuk kendaraan BBG (bahan bakar gas) sebanyak 36.000 mmbtu per bulan,’’ ujarnya.
Edi menambahkan, untuk kuota pasokan gas PGN sendiri masih cukup aman meskipun ada penurunan suplai dari Kangean Energy Indonesia (KEI) dan Medco, HCML, dan lainnya.
“Meski suplai dari KEI menurun tapi kita baru saja mendapat pasokan dari Lapangan Jambaran Tiung Biru (JTB) dengan pasokan mencapai 170 billion british thermal unit per day (BBTUD) yang disalurkan untuk PLN, produsen pupuk dan PGN,” imbuhnya.