Bisnis.com, SURABAYA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 4 Jawa Timur meluncurkan Sistem Informasi Mobil Literasi dan Edukasi Keuangan (SiMolek) sekaligus Bulan Inklusi Keuangan (BIK) pada Minggu, (23/10/2022).
Kepala Kantor OJK Regional 4 Jatim, Bambang Mukti Riyadi mengatakan BIK 2022 merupakan agenda bersama pemerintah untuk mendorong pembangunan nasional.
"Kami meyakini inklusi keuangan ini menjadi kunci untuk menghadapi ketidakpastian ke depan, begitu juga dengan SiMolek bertujuan untuk memberikan terobosan secara masif untuk edukasi literasi di Jatim,” ujarnya dalam rilis, Minggu (23/10/2022).
Dia menjelaskan, SiMolek merupakan mobil edukasi dan entertainment untuk menjangkau daerah yang sulit akses baik di sisi demografi, geografis, dan infrastruktur.
“SiMolek akan mempermudah masyarakat memperoleh informasi dan pengetahuan terkait produk dan layanan lembaga keuangan,” imbuhnya.
Dia mengatakan melalui gelaran BIK ini OJK melakukan gerakan serentak di Jatim untuk melakukan edukasi literasi selama Oktober dengan target dari Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di atas 90 persen.
Baca Juga
“Kita masih punya PR untuk mendorong literasi keuangan, dan mendeteksi tingkat inklusi sehingga masyarakat paham apa yang mereka gunakan dan mengurangi dampak negatifnya," katanya.
Sebagai bentuk menyemarakkan Bulan Inklusi Keuangan 2022, OJK Regional 4 Jatim juga menggelar kegiatan gowes sepeda bersama, dengan rute sepanjang 3 kilometer. Mulai dari Gedung OJK - Jl Gubernur Suryo - Panglima Sudirman - Jl Basuki Rahmat – Jl Gubenur Suryo - hingga kembali ke Gedung OJK Regional 4 Jatim.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, bagi Jatim gelaran ini diharapkan dapat mendongkrak literasi dan inklusi keuangan di seluruh kalangan masyarakat, utamanya basis pasar tradisional karena memiliki signifikansi terhadap masing-masing PAD kabupaten/kota.
“Saya beberapa kali turun langsung ke pasar tradisional untuk mengecek inklusi keuangan di pasar tradisional termasuk retribusi berbasis QRIS di pasar-pasar tradisional seperti di Ponorogo dan Magetan. OJK sudah memberikan payung, tugas pemda mendetailkan pelaksanaannya," ujarnya.
Khofifah menambahkan, sebelumnya sudah ada program KEJAR (satu rekening satu pelajar) antara Pemprov Jatim dengan OJK Jatim. Program ini pun akan tetap dimaksimalkan sebagai bagian penting untuk meningkatkan inklusi sekaligus literasi keuangan.
"Program KEJAR juga menjadi bagian yang penting karena mereka lebih dulu masuk sebagai inklusi dan sekarang kita kuatkan literasinya,” imbuhnya.