Bisnis.com, SURABAYA — Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur mencatat sedikitnya ada 1.694,1 ha lahan pertanian terdampak banjir dan longsor di sejumlah wilayah di Jatim sehingga menyebabkan gagal panen (puso) yang mencapai 29,92 ha.
Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim, Hadi Sulistyo mengatakan puso akibat bencana alam ini terjadi pada sejumlah tanaman pangan seperti padi, jagung dan kedelai.
“Lahan pertanian yang terdampak ini ada di Pacitan, Blitar, Kediri, Trenggalek, dan Lumajang,” katanya, Kamis (20/10/2022).
Dia menjelaskan, pada tanaman padi terdapat lahan yang terdampak banjir seluas 334,20 ha dan mengalami puso 9 ha. Lahan tanaman padi yang rusak ini terdapat di Kabupaten Pacitan 29,20 ha, Kabupaten Blitar 30 ha, Kabupaten Trenggalek 30 ha dengan puso 9 ha, serta Kabupaten Lumajang 245 ha.
“Sedangkan lahan tanaman padi yang terdampak tanah longsor yakni di Pacitan seluas 0,02 ha dan mengalami puso seluas 0,02 ha,” jelasnya.
Sementara untuk tanaman jagung yang terdampak banjir terdapat seluas 991,90 ha dan yang mengalami puso 0,9 ha. Lokasi tanaman jagung yang terdampak banjir tersebut yakni Pacitan 0,9 ha dengan puso 0,9 ha, Kabupaten Kediri 5 ha, Kabupaten Blitar 644 ha dan Trenggalek 342 ha.
Baca Juga
Sedangkan untuk komoditas kedelai, terdapat lahan tambah tanam yang terdampak banjir seluas 158 ha dan mengalami puso 20 ha hanya terjadi di Trenggalek.
“Tidak hanya kedelai, bencana di Trenggalek juga berdampak pada tanaman kacang tanah seluas 100 ha, dan tanaman cabai seluas 110 ha," imbuhnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim mencatat produksi padi di Jatim sepanjang Januari - September 2022 mencapai 8,17 juta ton Gabah Kering Giling (GKG). Capaian tersebut turun 232.720 ton GKG atau 2,77 persen dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar 8,41 juta ton.