Bisnis.com, SURABAYA — Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jawa Timur terus mendorong perkembangan ekonomi syariah salah satunya melalui Ajang Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) yang rutin digelar setiap tahun.
Kepala Kantor Perwakilan BI Jatim, Budi Hanoto mengatakan ekonomi syariah diyakini akan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru yang tidak hanya terjadi di Indonesia, bahkan di berbagai belahan dunia.
“Namun untuk mencapainya butuh dukungan penuh pemerintah, dan perlu dicanangkan sebagai program nasional, serta ada badan khusus untuk koordinasi lintas otoritas agar mampu menguak potensi-potensi dan keunggulan ekonomi syariah yang ada,” katanya saat menggelar Focus Group Discussion Fesyar 2022 dengan Pemimpin Media di Surabaya, Selasa (6/9/2022).
Dia mengatakan gelaran Fesyar 2022 yang mengusung tema ‘Sinergi Ekonomi dan Keuangan Syariah Jawa untuk Memperkuat Pemulihan Ekonomi Jawa yang Inklusif’ ini ditargetkan bisa tumbuh sekitar 10 persen, baik dalam transaksi penjualan maupun jumlah kunjungan.
“Pada Fesyar tahun lalu yang digelar secara hybrid atau hanya sekitar 50 persen offline itu mampu mencapai transaksi sebesar Rp1,4 miliar lebih. Harapannya tahun ini bisa tumbuh 10 persen, dan untuk transaksi business matching ditargetkan bisa tercapai Rp6 miliar - Rp7 miliar,” jelasnya.
Budi mengatakan BI sendiri memiliki target ekonomi syariah yang ingin dicapai yakni secara kualitatif diharapkan terjadi ekspansi pasar produk UMKM di dalam dan luar negeri, dan UMKM terus berinovasi di era new normal, UMKM juga bisa naik kelas melalui program on-borading pelatihan sertifikasi halal, kurasi, dan business matching, serta ada penguatan kelembagaan.
Baca Juga
“Secara kuantitatif, target kita adalah 75 persen UMKM binaan BI Jatim memiliki e-commerce/marketplace, dan 50 persen UMKM binaan mendapatkan pendampingan sertifikasi halal,” ujarnya.
Adapun rencananya gelaran Fesyar Jawa 2022 ini akan digelar di Atrium Tunjungan Plaza 6 Surabaya pada 8 - 10 September 2022. Terdapat 3 tema besar yang akan digaungkan yakni inklusi ekonomi, halal dan green lifestyle, dan ekonomi digital. Pada Fesyar tahun ini juga akan fokus pada tujuan utama yakni hilirisasi UMKM, inkubasi dan berujung pada ekspor.
Dalam rangkaiannya akan terdapat sejumlah kegiatan mulai opening ceremony, tabligh akbar, forum ekonomi Syariah melalui business matching dan coaching, talkshow maupun seminar, serta showcase UMKM se-Jatim secara offline dan online.
Diketahui, posisi Indonesia dalam ekonomi syariah global saat ini sudah masuk dalam 10 besar dengan beberapa indikator, di antaranya halal food sudah berada diurutan ke-2 setelah Malaysia, islamic finance berada di urutan ke-6, muslim fesyen diurutan ke-3, dan sektor farmasi dan kosmetik diurutan ke 9. Sedangkan untuk sektor muslim friendly travel serta media dan rekreasi, Indonesia masih belum masuk dalam 10 besar ekonomi syariah global.
“Ini sudah bagus karena Indonesia sudah masuk top 10 indikator syariah di berbagai sektor, dan sebetulnya masih sangat bisa untuk ditingkatkan lagi karena Indonesia memiliki potensi penduduk Islam terbesar di dunia,” imbuh Budi.