Bisnis.com, SURABAYA — Tren harga telur ayam di Jawa Timur yang saat ini rerata berada di angka Rp27.000 - Rp30.000/kg dinilai sudah sesuai dengan Harga Pokok Produksi (HPP) peternak ayam petelur sehingga peternak tidak merugi.
Ketua Asosiasi Paguyuban Peternak Rakyat Nasional (PPRN) Blitar, Rofi Yasifun, mengatakan kenaikan harga yang terjadi saat ini berkisar antara 10 - 15 persen. Hal tersebut dinilai wajar sejalan dengan meningkatnya permintaan pasar.
“Peningkatan permintaan ini terjadi karena ada program bantuan sosial (bansos) dan Program Keluarga Harapan (PKH) yang sudah kembali berjalan, bahkan sepertinya dirapel sehingga demandnya agak kencang. Namun untuk pasokan telur ayam juga terbilang cukup,” katanya kepada Bisnis, Rabu (24/8/2022).
Dia mengatakan harga telur di tingkat konsumen sekitar Rp27.000 - Rp29.000/kg ini tidaklah mahal, dan sudah cukup menguntungkan peternak yang selama ini merugi akibat harganya yang terlalu rendah dari HPP dan tingkat penyerapan pasar yang juga rendah.
“Ini ada keseimbangan baru, artinya harga di konsumen mengikuti harga acuan atau HPP yang ditetapkan pemerintah yakni Rp22.000 - Rp24.000/kg di tingkat peternak, jadi di tingkat pasar sudah tidak ada lagi harga telur Rp18.000/kg. Namun setiap ada peningkatan permintaan, akan ada kenaikan Rp1.000/kg,” imbuhnya.
Berdasarkan Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) per 24 Agustus 2022, harga rata-rata komoditas telur ayam ras di Jatim sekitar Rp29.302/kg, tertinggi terjadi di Gresik Rp30.666/kg, dan terendah di Tulungagung Rp27.333/kg.
Baca Juga
Jika dibandingkan situasi satu bulan sebelumnya di tanggal yang sama, rerata harga telur ayam ras di Jatim sekitar Rp27.224/kg, tertinggi terjadi di Sumenep Rp28.500/kg, dan terendah terjadi di Lumajang Rp24.333/kg.