Bisnis.com, SURABAYA — Emiten Furnitur PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) memproyeksikan penjualan tahun ini bisa tumbuh mencapai 25 persen dibandingkan capaian tahun lalu seiring dengan meningkatnya permintaan pasar ekspor maupun domestik.
Direktur Integra Indocabinet, Wang Sutrisno mengatakan pada tahun lalu, perseroan berhasil mencatatkan penjualan sebesar Rp5,42 triliun atau naik 85 persen dibandingkan 2020.
“Capaian penjualan tahun lalu juga melebihi target awal hingga 50 persen,” katanya dalam paparan publik secara virtual, Jumat (15/7/2022).
Dia mengatakan dari total penjualan tahun lalu, kontribusi produk yang terbesar adalah dari segmen building component seperti pintu atau kusen kayu yang mencapai 65 persen, sisanya dikontribusi oleh produk furnitur.
“Penjualan building component sendiri mengalami peningkatan hingga 184 persen dari tahun sebelumnya,” imbuhnya.
Wang melanjutkan, di tahun ini hingga kuartal I saja, penjualan emiten berkode saham WOOD ini telah Rp1,98 triliun atau mengalami pertumbuhan 116,6 persen (yoy). Pertumbuhan yang signifikan ini dipicu oleh meningkatnya penjualan ekspor yang mencapai 114,3 persen (yoy).
Baca Juga
“Pertumbuhan yang signifikan ini didukung oleh permintaan pasar Amerika Serikat yang menguat untuk produk furnitur dan building component yang mencatatkan pertumbuhan 118,7 persen,” jelasnya.
Sedangkan pertumbuhan penjualan ekspor ke pasar lain seperti Asia dan Eropa tumbuh masing-masing 43,1 persen dan 12,9 persen. Secara bersamaan, penjualan di pasar domestik di kuartal I/2022 juga menunjukkan pertumbuhan yang kuat.
Untuk mencapai target pertumbuhan tahun ini, perseoan akan mecari ceruk pasar baru di AS yang memang merupakan pasar potensial bagi WOOD. Begitu juga di negara lain, perseroan akan menjajaki pasar di Eropa.
“Adanya konflik Ukarina dan Rusia membuat ekspor produk dari Asia ke Eropa terhenti. Namun kami yakin selalu ada peluang di tengah hambatan," imbuhnya.
Menurut Wang, Indonesia juga memiliki posisi keunggulan di sektor furnitur dan component building, yakni ketersediaan bahan baku kayu yang melimpah. Hal ini membuat perseroan mampu menawarkan harga jual yang kompetitif.