Bisnis.com, BANYUWANGI - Alunan musik gamelan dan lagu khas suku Osing mengiringi kedatangan setiap pengunjung kedai kopi Jarang Goyang yang berada di kawasan Desa Adat Osing Kemiren, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Nuansa tradisional disuguhkan melalui desain interior kedai ini. Tak sekadar tempat untuk menikmati kopi khas Banyuwangi, kedai ini juga menjadi rumah produksi kopi Jaran Goyang yang diinisiasi oleh para pemuda desa melalui Paguyuban Tholik (Pathok) Kemiren.
Rumah produksi kopi yang dibangun sejak 2013 ini menjadi jawaban atas pemikiran para pemuda desa untuk bisa berwirausaha di bidang kopi meskipun tidak memiliki kebun kopi.
“Kopi ini juga menjadi salah satu UMKM binaan Bank Indonesia Jember di sektor hilir pada 2020 - 2021. Nama Jarang Goyang sendiri diambil dari sebuah tarian yang memiliki makna pelet, sehingga harapannya orang yang minum kopi kami akan datang lagi kesini seperti terkena pelet,” kata David Andrian, sala satu pengelola kedai kopi Jaran Goyang ketika didatangi tim Jelajah Kopi Jatim 2022, Rabu (6/7/2022).
Sembari menyeduh kopi pesanan kami, David bercerita bahwa kopi yang diolah sendiri menjadi kopi bubuk ini diambil dari hasil tanaman petani kopi di Desa Gombengsari Banyuwangi dan Blawan di kawasan kaki Gunung Ijen - sisi Bondowoso.
Harga jual produk kemasan kopi Jaran Goyang ini ditawarkan Rp40.000/ 250 gram untuk jenis kopi Robusta, dan untuk Robusta Lanang Rp45.000/250 gram. Sementara untuk kopi Arabika kemasan 125 gram dijual seharga Rp40.000, dan Arabika Lanang dijual Rp45.000/125 gram.
Untuk menikmati secangkir kopi di kedai ini, pengunjung cukup membayar seharga mulai Rp10.000 untuk kopi blend yang diseduh manual dengan metode vietnam drip. Kreasi menu lain yang ditawarkan kedai ini adalah beragam olahan es kopi dengan campuran susu.
Untuk menarik minat wisatawan berkunjung ke Desa Adat Osing Kemiren ini, setiap Minggu pagi terdapat pedagang jajanan tradisional di sepanjang kawasan desa wisata. Selain itu, biasanya digelar sebuah Festival Kopi Sepuluh Ewu (kopi sepuluh ribu) berbarengan dengan agenda Banyuwangi Festival. Seluruh warga Desa Kemiren yang jumlahnya sekitar 2.500 KK menyiapkan sebanyak 10.000 cangkir untuk disuguhkan kepada para tamu. Cangkir yang digunakan untuk menyuguhkan kopi pun sama dan seragam.
Festival ini pun memiliki makna ‘Sekali Seduh Kita Bersaudara’ yang esensinya adalah ‘Sak Crot Dadi Seduluran’ dan ‘Lungguh, Gupuh, Suguh’. Ini pun menjadi Ajang silaturahmi masyarakat Desa Kemiren dengan pecinta kopi dari seluruh Indonesia dan dunia. Falsafah ini sebagai bukti kearifan lokal kekayaan ‘warisan perjalanan kopi’ Indonesia dari Desa Kemiren Banyuwangi.
Namun akibat pandemi Covid-19 melanda, gelaran festival ini sempat ditiadakan selama dua tahun. Diharapkan dengan membaiknya pandemi dan sektor ekonomi, gelaran Festival Kopi Sepuluh Ewu dapat digelar kembali tahun ini.
Baca Juga : Cerita-cerita Khas Kopi di Jawa Timur |
---|
Bisnis Indonesia didukung, Bank Jatim, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, PT Perkebunan Nusantara XII, MPM Honda Jatim, Indosat, Honda Surabaya Center, Perkebunan Kopi Tugu Kawisari Blitar dan Hotel Tugu Malang, Hotel Luminor Sidoarjo dan Banyuwangi, PLN Unit Induk Distribusi Jawa Timur, menggelar Jelajah Kopi Jatim 2022 dengan berkunjung ke sentra pengembangan kopi di Jawa Timur, 5-7 Juli. Reportase tim diharapkan bisa menambah informasi dan inspirasi bagi pembaca. |