Bisnis.com, SURABAYA - Colliers International memperkirakan tarif sewa mal dan biaya pemeliharaan di Surabaya bakal ada penyesuaian pada tahun depan yang akan dilakukan pengembang dengan penuh kehati-hatian.
Head of Research Colliers International, Ferry Salanto mengatakan penyesuaian tarif sewa baru diperkirakan dilakukan pengelola mal di Surabaya setelah melakukan peninjauan performa kinerja mal di sepanjang tahun ini.
“Begitu juga untuk penyesuaian biaya pemeliharaan juga masih harus sangat hati-hati di tengah kondisi ketidakpastian ekonomi global saat ini, sekaligus menjaga kinerja para tenant ritel yang baru mulai bergerak,” ujarnya, Senin (11/7/2022).
Dia mengatakan rata-rata tarif sewa mal atau pusat perbelanjaan di Surabaya memang cenderung stabil sejak tahun lalu yang tercatat pada semester I/2022 rerata Rp446.866/m2/bulan.
Sedangkan biaya pemeliharaan atau biasa disebut service charge di semester I tahun ini tercatat Rp140.945/m2/bulan. Tarif ini pun tidak berubah dalam kurun waktu tiga semester ke belakang.
“Namun begitu, beberapa mal sudah tidak lagi memberikan insentif dikarenakan kondisi ekonomi sudah mendekati normal,” katanya.
Baca Juga
Diharapkan strategi pada tarif sewa dan biaya pemeliharaan ini akan mendorong tingkat okupansi mal di Surabaya. Pada semester I/2022, okupansi mal di Surabaya yakni 72,9 persen, meningkat dibandingkan 2021 yang anjlok menjadi 71,6 persen. Sebelum pandemi, okupansi mal di Surabaya rerata pernah mencapai 78,5 persen pada 2018.
“Namun karena dampak pandemi, okupansi sempat turun. Pandemi membuat beberapa anchor tenant memutuskan untuk keluar atau tidak memperpanjang masa sewanya pada beberapa mal,” katanya.
Meski begitu, lanjut Ferry, saat ini ada terdapat beberapa tenant yang telah komitmen dan sedang melakukan fitting out, sehingga akan sedikit mengangkat tingkat hunian di Surabaya di penghujung 2022. Terbatasnya jumlah pasokan yang akan datang juga akan menjadi faktor yang bisa mendorong meningkatnya tingkat hunian mal-mal di Surabaya.
“Para landlord juga akan terus berusaha menggelar event dan pameran untuk mendongkrak kinerja ritel ke depan,” imbuhnya.
Terkait ruang pasok mal di Surabaya, Colliers mencatat bahwa tidak ada mal baru yang beroperasi, sehingga jumlah pasokan tetap berada di angka 1,2 juta m2.
“Tapi diproyeksikan akan ada lima mal baru yang secara bertahap dibangun hingga 2025 sehingga proyek mal baru ini akan menambah pasok mal di Surabaya sekitar 100.000 m2,” imbuh Ferry.