Bisnis.com, SURABAYA - Pemerintah Kota Surabaya mencatat transaksi perdagangan melalui platform e-commerce Pemberdayaan lan Ketahanan Ekonomi Nang Suroboyo (e-Peken) hingga Mei 2022 telah mencapai Rp16,2 miliar.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan e-Peken yang telah diluncurkan sejak 31 Oktober 2021 ini merupakan salah satu bentuk komitmen untuk menggerakkan perekonomian dengan mempermudah pemasaran produk UMKM dan toko kelontong.
“e-Peken Surabaya turut membangkitkan semangat seluruh pelaku UMKM yang terdampak pandemi Covid-19. Hasilnya, total pedagang toko kelontong maupun UMKM di e-Peken Surabaya mencapai 2.306 pedagang,” jelasnya dalam keterangan tertulis, Kamis (2/6/2022).
Jumlah tersebut merupakan gabungan dari kelompok binaan pemkot kategori Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dan non MBR. Adapun dari total pedagang tersebut, sebanyak 864 UMKM merupakan kategori MBR, 277 UMKM non MBR, 642 pedagang toko kelontong kategori MBR, 234 pedagang toko kelontong non MBR, 203 Sentra Wisata Kuliner (SWK) kategori MBR, dan 86 pedagang SWK non MBR.
e-Peken Surabaya merupakan mitra daring Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah (LKPP) pada Bela (Belanja Langsung) Pengadaan yang menawarkan kemudahan belanja pemerintah serta mendorong pertumbuhan UMKM.
Eri mengatakan, awal launching e-Peken Surabaya, pemkot mewajibkan seluruh ASN untuk memindahkan kebiasaan belanjanya ke E-Peken Surabaya. Hasilnya pada proses transaksi pada Juli-Desember 2021 mencapai Rp4,8 miliar.
Baca Juga
Selanjutnya memasuki 2022 pemkot memperluas jangkauan e-Peken Surabaya, yakni masyarakat umum bisa melakukan transaksi. Sehingga capaian 2022 sampai Mei terdapat transaksi mencapai Rp11,4 miliar atau terdapat kenaikan 133 persen dibandingkan awal diluncurkan.
Sehingga pengguna e-Peken Surabaya kini tidak hanya ASN yang berjumlah 12.770 ASN, tetapi juga masyarakat umum dengan jumlah pengguna 4.412 pengguna.
Menurut Eri, e-Peken Surabaya juga tidak terus bersaing dengan e-commerce lainnya. Pasalnya, Pemkot juga telah bekerja sama dengan Tokopedia dan Gojek. Strategi ini dipilih untuk menarik minat masyarakat membeli produk dari sistem elektronik e-Peken Surabaya.
Selain itu, Pemkot juga melakukan monitoring pada e-Peken Surabaya, mulai dari mengelola data toko kelontong dan UMKM, menginput data toko, data pemilik toko, dan pemantauan produk yang dijual, serta menambah variasi produk melalui fitur usulan dari pembeli.
“Kita juga melakukan monitoring harga barang yang dijual oleh pedagang dan menginput Harga Eceran Tertinggi (HET), hingga monitoring transaksi penjualan di toko kelontong dan UMKM, termasuk memonitoring transaksi ASN per OPD," imbuhnya.