Bisnis.com, SURABAYA — PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI memastikan musim giling tahun ini dapat berjalan sesuai target meskipun saat ini tengah dalam proses revitalisasi dua pabrik gula dan proses spin off bisnis gula PTPN Group.
Direktur PTPN XI, R. Tulus Panduwidjaja mengatakan pada musim giling tahun ini perseroan menargetkan bisa menggiling tebu sebanyak 4,8 juta ton untuk menghasilkan sebanyak 423.000 ton gula kristal putih (GKP).
“Hingga saat ini sudah ada tiga PG yang telah memulai proses giling tebu yakni PG Djatiroto, PG Assembagoes, dan PG Pagotan. Sisa PG lainnya akan menyusul dalam akhir bulan ini agar target giling 4,8 juta ton bisa tercapai,” jelasnya, Kamis (19/5/2022).
Dia mengatakan PTPN saat ini juga tengah fokus melakukan transformasi melalui program restrukturisasi bisnis gula dengan pembentukan sugar company. Tujuannya sebagai bentuk sinergi seluruh bisnis gula di PTPN Group guna mencapai target swasembada gula nasional.
"Kami PTPN XI berupaya dan berkomitmen memberikan kontribusi melalui peningkatan kinerja untuk mendukung PTPN group agar masuk dalam lima besar BUMN terbaik di Indonesia, sekaligus ingin menyiapkan diri menjadi industri terbesar perkebunan di dunia,” ujarnya.
Selain itu, saat ini PTPN XI juga terus melanjutkan program revitalisasi 2 PG yang dimiliki yakni PG Assembagoes di Situbondo dan PG Djatiroto di Lumajang. Awalnya, kedua PG tersebut direncanakan melakukan revitalisasi pabrik melalui program Penanaman Modal Negara (PNM) secara multiyears pada 2015 - 2017.
Baca Juga
Hanya saja, pada saat proyek dimulai, realisasi PNM hanya sampai 2015. Sehingga untuk mendukung program revitalisasi pabrik, PTPN XI menggunakan anggaran sendiri. Investasi yang dibutuhkan untuk revitalisasi kedua PG tersebut yakni Rp1,6 triliun, dan telah mendapatkan PNM pada 2015 sebesar Rp650 miliar.
Komisaris Utama PTPN XI, Osmar Tanjung menilai kinerja operasional PTPN XI saat ini sudah cukup bagus meskipun secara finansial masih perlu dioptimalkan akibat adanya beban bunga dari investasi untuk revitalisasi pabrik.
“PTPN XI harus diback-up oleh Holding PTPN secara finansial agar kinerja masa giling sekarang menjadi optimal mengingat terdapat beban bunga dari dampak dari investasi yang awalnya direncanakan melalui PMN multiyears tapi tidak terealisasi,” ujarnya.