Bisnis.com, SURABAYA - Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jawa Timur terus mendorong kemandirian ekonomi syariah salah satunya melalui penguatan peran Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (Hebitren) untuk mereaktivasi sedikitnya 1.000 pesantren.
Kepala BI Jatim, Budi Hanoto mengatakan BI terus berkomitmen untuk mengakselerasi pengembangan ekonomi syariah, salah satunya melalui wadah Hebitren.
“BI telah mengembangkan berbagai program kemandirian pesantren dan usaha syariah secara end to end, baik dari pengembangan virtual market dan holding bisnis, termasuk kemudahan akses lintas pesantren, pariwisata halal, hingga sinergi program antar lembaga,” jelasnya, Selasa (29/3/2022).
Dia mengatakan berbagai program tersebut selaras dengan tema dan agenda pembahasan Presidensi G20 2022, yaitu Recover Stronger, Recover Together khususnya untuk aspek peningkatan inklusi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
“Ini juga sejalan dengan program yang terus digencarkan seperti Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI),” imbuhnya.
Pada tahun lalu, katanya, melalui Hebitren Jatim telah melakukan pembangunan Distribution Center (DC) Koperasi Serikat Bisnis Pesantren (KSPB) termasuk memberikan pendampingan pada KSPB. Bahkan, KSBP di Ponpes Sunad Drajad telah mendapatkan pembiayaan dari LPDB KUKM sebesar Rp4,5 miliar.
Baca Juga
Sejalan dengan itu, BI juga telah memberikan fasilitasi sertifikasi Halal pada tahun lalu melalui kerja sama dengan program One Pesantren One Product (OPO) Jatim. Pada 2021, diberikan pendampingan sertifikasi halal kepada 13 UMKM.
Ketua Umum Hebitren Indonesia, Hasib Wahab Chasbulah mengatakan bahwa Indonesia memiliki 36.000 pesantren yang dapat dioptimalkan dalam program kemandirian usaha syariah. Dari jumlah tersebut, tahun ini ditargetkan bisa dilakukan reaktivasi sebanyak 1.000 pesantren untuk turut berperan dalam menjalankan program kerja Hebitren.
“Dengan begitu, akan mampu membangkitkan ekonomi Indonesia, dan khususnya ekonomi pengusaha ulama,” imbuhnya.