Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Apkrindo Jatim Dukung Program Makanan Surplus

Potensi jumlah makanan surplus dari para anggota Apkrindo di Surabaya sendiri cukup banyak mencapai 1 - 1,5 ton per hari, bahkan bisa mencapai 3 ton.
Ilustrasi./Freepik.com
Ilustrasi./Freepik.com

Bisnis.com, SURABAYA - Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (Apkrindo) Jawa Timur berkomitmen untuk ikut mendukung program Garda Pangan dalam membantu masyarakat yang membutuhkan makanan.

Ketua Apkrindo Jatim, Tjahjono Haryono mengatakan dukungan tersebut telah dilakukan melalui kerja sama dengan Garda Pangan selaku start up bidang foodbank yang mengelola makanan berlebih atau surplus dari kafe dan restoran.

“Apkrindo sangat mengapresiasi gerakan dari Garda Pangan agar makanan surplus dari beberapa kafe/restoran ini bisa bermanfaat bagi masyarakat yang kurang mampu,” katanya, Kamis (17/3/2022).

Dia menjelaskan makanan surplus yang akan diberikan kepada masyarakat ini bukan makanan sisa dari piring konsumen kafe/restoran. Melainkan makanan berlebih yang biasanya ada di menu tengah yang telah dipesan konsumen tetapi tidak habis.

“Potensi jumlah makanan surplus dari para anggota Apkrindo di Surabaya sendiri cukup banyak mencapai 1 - 1,5 ton per hari, bahkan bisa mencapai 3 ton. Jika diproyeksi surplus makanan bisa 10 - 20 persen dari makanan yang dipesan konsumen,” ujarnya.

Founder Garda Pangan, Eva Bachtiar mengatakan melalui kerja sama dengan para pengusaha kafe dan restoran ini diharapkan dapat membantu masyarakat pra sejahtera yang membutuhkan makanan.

“Saat ini sudah ada 155 titik lokasi penerima manfaat dengan total mencapai 130.000 orang penerima di Surabaya dan sekitarnya. Biasanya makanan-makanan ini kita kirim ke kampung-kampung, panti asuhan, rusun, pengungsi, maupun shelter-shelter,” katanya.

Adapun terdapat 2 konsep kerja sama, pertama pengelolaan makanan berlebih yang layak konsumsi akan disalurkan kepada masyarakat pra sejahtera melalui seleksi food safety agar aman dikonsumsi, serta makanan sisa dan sudah tidak layak konsumsi akan diolah menjadi sampah organik untuk diolah menjadi maggot atau larva lalat.

Data Pemkot Surabaya mencatat, jumlah sampah di Surabaya rerata per hari mencapai 1.200 ton. Dari jumlah itu sebanyak 60 persen merupakan sampah organik. 

“Model pengelolaan makanan sisa ini juga berguna untuk membantu tempat pembuangan akhir (TPA) Surabaya agar tidak penuh sehingga ini juga berdampak positif bagi masyarakat, lingkungan dan ekonomi,” imbuh Eva.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper