Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Apersi Jatim Optimistis Penjualan Rumah Bisa Tumbuh 50 Persen

Ada 400 pengembang anggota Apersi di Jatim statusnya aktif.
Pekerja beraktivitas dalam pembangunan rumah subsidi di kawasan Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (10/2/2022)./Antara-Yulius Satria Wijaya.
Pekerja beraktivitas dalam pembangunan rumah subsidi di kawasan Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (10/2/2022)./Antara-Yulius Satria Wijaya.

Bisnis.com, MALANG — Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia atau Apersi Jatim optimistis penjualan rumah, terutama rumah bersubsidi, bisa tumbuh 50 persen tahun ini karena adanya peningkatan keyakinan konsumen bahwa Covid benar-benar dapat terkendali.

Ketua DPD Apersi Jatim, Makhrus Sholeh, mengatakan realisasi penjualan rumah sampai sudah menunjukkan tren meningkat 50 persen bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

“Tapi angka nominalnya saya tidak hafal. Yang pasti, meningkat tajam dengan kisaran 50 persen,” katanya di Malang, Senin (14/3/2022).

Dari sisi kesiapan pengembang dalam penyediaan rumah, dia meyakinkan, pengembang yang tergabung dalam asosiasi tersebut sangat siap. Ada 400 pengembang anggota Apersi di Jatim statusnya aktif.

Dari total pengembang sebanyak itu, kata dia, rerata setiap memiliki proyek di 2-3 lokasi. Rumah yang disediakan, sebagian besar rumah bersubsidi. Mereka tersebar di daerah-daerah yang tengah berkembang, seperti Kab. Malang, Kab. Tulungagung, Kab. Banyuwangi, Kab. Banyuwangi, dan Kab. Probolinggo.

Dari sisi pembiayaan, Makhrus meyakinkan, juga tidak masalah. Kuota pembiayaan lewat skema FLPP kuotanya masih banyak, masih terbuka lebar. Pemotongan PPN 50 persen, juga tidak terlalu menjadi masalah, setelah sebelumnya ditanggung pemerintah 100 persen. “Tidak ada masalah,” ujarnya.

Yang menjadi masalah, kata dia, justru dari aspek perizinan. Izin persetujuan pembangunan gedung sebagai ganti IMB, belum bisa diterapkan di seluruh daerah karena perda-nya belum ada.

Yang juga menjadi masalah, penerapan online single submission (OSS). Di beberapa daerah, penerapan OSS tidak lancar, ngadat, karena berbagai sebab sehingga mengganggu kelancaran pengajuan izin yang berdampak realisasi pembangunan proyek perumahan terhambat.

Oleh karena itulah, dia berharap, masalah-masalah perizinan agar dapat secepatnya diselesaikan daerah. Dengan begitu, pengembang dalam merealisasikan tidak ada hambatan lagi dari sisi aspek perizinan.

Terkait dengan pasar, menurut dia, tidak ada masalah. End user bergairah untuk membeli rumah karena mereka tidak lagi khawatir dalam beraktivitas, mobile, karena Covid mereka nilai sudah relatif terkendali.

Salah satu hambatan dalam penjualan rumah, termasuk rumah bersubsidi, kata Makhrus, karena calon end user takut keluar rumah karena Covid tinggi sehingga tidak dapat melihat lokasi dan contoh bangunan.

Dengan takutnya masyarakat melakukan mobilitas, maka otomatis penjualan rumah menjadi terkendala karena sulit direalisasikan. “Sekarang kan masyarakat sudah kembali beraktivitas lagi seperti biasa, termasuk tidak takut mendatangi lokasi proyek, meski tetap dengan menerapkan prokes,” ujarnya.

Dengan begitu pula, tingginya keyakinan konsumen yang dipicu relatif terkendalinya Covid menjadi dapat pemicu bergairahnya bisnis properti, terutama bisnis rumah bersubsidi tahun ini.(K24)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Choirul Anam
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper