Bisnis.com, SURABAYA - Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia atau Indonesia Iron and Steel Industry Association (IISIA) memperkirakan konsumsi baja ringan tahun ini akan meningkat dua kali lipat dibandingkan konsumsi pada 2021.
Ketua Klaster Baja Lapis Aluminium Seng (BjLAS) IISIA, Henry Setiawan, mengatakan pada tahun lalu saja konsumsi baja ringan mampu meningkat mencapai 10 persen dibandingkan 2020. Sedangkan tahun ini diyakini akan meningkat lagi hingga dua kali lipatnya.
“Saat ini tingkat ketergantungan masyarakat khususnya di Pulau Jawa terhadap produk baja ringan Sudah cukup tinggi. Hampir 90 persen Sudah banyak yang menggunakan baja ringan untuk kebutuhan rangka atap rumah dan lainnya,” ujarnya, Senin (14/2/2022).
Presiden Direktur Kencana Group yang juga memiliki lini usaha produksi dan pemasaran produk baja ringan ini melanjutkan, peningkatan penggunaan baja ringan terutama untuk rangka rumah ini didorong oleh peningkatan pembangunan rumah oleh pengembang atau developer perumahan yang tengah memanfaatkan stimulus free PPN 10 persen dari Pemerintah.
“Karena saat ini pembangunan rumah baru itu mayoritas menggunakan bahan baja ringan untuk bagian kuda-kuda atau rangka atap rumah,” katanya.
Selama ini, katanya, pengguna rangka baja ringan untuk atap rumah kebanyakan masih diserap oleh pasar di segmen ritel alias banyak masyarakat yang melakukan renovasi rumah dengan mengganti rangka atap kayu dengan baja ringan.
Baca Juga
“Dominasi pasar ritel terlihat pada 2020 saat awal pandemi, dibandingkan dengan pengguna dari kalangan pengembang,” imbuhnya.
Hanya saja, lanjut Henry, saat ini industri baja ringan masih menghadapi tantangan pasar yakni edukasi masyarakat terhadap spesifikasi produk rangka baja ringan yang sesuai dengan SNI, sebab di pasaran masih banyak terdapat produk serupa tetapi tidak sesuai standar keamanan. Selain itu, masih diperlukan edukasi masyarakat untuk standar aplikasi atau pemasangan baja ringan.