Bisnis.com, MALANG — Jakarta Futures Exchange atau PT Bursa Berjangka Jakarta menargetkan transaksi komoditas berjangka tahun ini bisa tumbuh 30 persen dengan adanya anggota baru, revitalisasi komoditas, peningkatan literasi, serta volatilitasnya emas terkait dengan Omicron yang menciptakan ketidakpastian baru.
Dirut JFX, Stephanus Paulus Lumintang, mengatakan dengan target pertumbuhan sebesar 30 persen maka transaksi diharapkan sampai akhir tahun bisa mencapai 12 juta lot, tahun 2021 mencapai 9,6 juta lot.
“Saya optimistis target sebesar itu akan tercapai dengan berbagai strategi,” katanya di sela-sela Investment Outlook 2022 yang digelar PT Bestprofit Futures Malang bersama dengan PT Bursa Berjangka Jakarta, PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) dan Universitas Brawijaya, di Malang, Kamis (20/1/2022).
Strategi untuk mencapai target tersebut a.l literasi. Menurut dia, JFX akan turun ke kampus-kampus, masyarakat, maupun investor untuk memberikan literasi terkait perdagangan berjangka.
Selain itu, revitalisasi komoditas, yakni kopi dan olin yang sudah final di Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi dan diperkirakan mulai diperdagangkan di JFX pada triwulan I/2022. Ada empat member baru perusahaan pialang sehingga dapat meningkatkan transaksi serta pasar emas fisik digital.
Akibat Covid-19 melanda, kata dia, telah terjadi perubahan radikal dalam kehidupan dan perputaran ekonomi sehingga dibutuhkan fleksibilitas dalam segala hal.
Baca Juga
Tahun ini, Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi sekitar 5,8 persen-5,9 persen. Tingkat optimisme ini karena terjadi super cycle commodity. Sejak akhir 2021, sejumlah harga komoditas mengalami lonjakan harga seperti CPO, kopi, kakao, dan komoditi lainnya. Hal ini berimbas positif terhadap return pada kontrak komoditi di pasar bursa berjangka.
Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero), Fajar Wibhiyadi, mengatakan, saat ini masyarakat dihadapkan pada berbagai peluang investasi yang cukup menjanjikan dengan transaksi yang semakin mudah dan cepat.
Meski begitu, dia mengingatkan, masyarakat juga harus menjadi investor yang cerdas dengan memilih perusahaan investasi yang legal dan terdaftar di badan pengawas pemerintah. “Khusus di pialang berjangka maka harus diperhatikan dulu apakah pialang tersebut terdaftar atau tidak di Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi,” katanya.(K24)