Bisnis.com, SURABAYA - Satgas Covid-19 Jawa Timur menyebut jumlah kasus aktif Covid-19 di Jatim yang kembali meningkat dalam sepekan terakhir ini merupakan dampak dari meningkatnya aktivitas masyarakat yang mendekati aktivitas normal.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Jatim, dr. Makhyan Jibril mengatakan mobilitas masyarakat yang cukup tinggi sangat memicu adanya penularan virus Covid-19, terlebih saat ini varian Omicron sudah ada di Jatim dan memiliki tingkat penularan yang lebih cepat.
“Sejak awal sudah disampaikan bahwa peningkatan kasus Covid-19 ini bisa saja terjadi lagi karena mobilitas masyarakat juga sudah tinggi, dan saat ini lah terjadi peningkatan lagi. Untuk itu masyarakat diharapkan memperketat prokes,” katanya, Senin (17/1/2022).
Adapun data Satgas Covid-19 Jatim mencatat pada pekan lalu jumlah pasien aktif positif Covid-19 rerata masih di bawah 100 orang.
Namun per 16 Januari 2022, jumlah pasien aktif di Jatim meningkat menjadi 147 orang atau bertambah 26 kasus dibandingkan 15 Januari 2022. Beberapa daerah yang terdapat pasien aktif positif lebih banyak di antaranya adalah Kabupaten Malang, Kota Malang, Kota Surabaya, Pasuruan, dan Gresik.
Sementara, daerah dengan penambahan kasus tertinggi yakni ada 6 daerah di antaranya Kota Surabaya ada penambahan 4 kasus, Sidoarjo 3 kasus, Malang 3 kasus, Tuban 2 kasus, Banyuwangi 2 kasus, dan Gresik 2 kasus.
Baca Juga
Jibril menambahkan dampak libur akhir tahun lalu yakni momen Nataru juga menjadi salah satu penyebabnya. Selain itu, pemerintah juga mengoptimalkan tracing untuk mengantisipasi varian Omicron sehingga didapati hasilnya ditemukan adanya pasien positif Covid-19.
“Varian Omicron membawa pengaruh besar pada tingkat penyebaran virus. Hasil diagnose mengatakan tingkat penyebaran varian ini sangat cepat, dan sifat tersebut diyakini bisa memicu peningkatan penambahan kasus Covid-19 di Jatim,” katanya.
Menurutnya, antisipasi penyebaran bisa dilakukan dengan cara pembatasan mobilisasi masyarakat. Hanya saja, saat ini status PPKM yang berlaku di masyarakat juga sudah mulai longgar dan banyak masyarakat tampak lebih lengah dan mengabaikan protokol kesehatan.
Sedangkan daerah yang termasuk dalam kategori merah atau memiliki tingkat penyebaran virus lebih tinggi atau rate of transmission di atas angka 1 atau melebih batas normal WHO yakni Kabupaten Pamekasan dan Kabupaten Pasuruan.