Bisnis.com, SURABAYA - Kinerja ekspor non migas Jawa Timur sepanjang Januari - Desember 2021 berhasil mencatatkan pertumbuhan 16,59 persen dibandingkan periode sama tahun lalu sejalan dengan semakin meningkatnya permintaan pasar luar negeri terhadap barang-barang asal Jatim.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Dadang Hardiwan mengatakan kinerja ekspor Jatim pada 2021 tercatat mencapai US$21,3 miliar atau tumbuh 16,56 persen dibandingkan 2020 yang hanya US$18,2 miliar.
“Pertumbuhan kinerja yang positif ini seiring dengan pemulihan ekonomi kita setelah sebelumnya sempat jatuh akibat dampak pandemi Covid-19 mulai Maret 2020,” katanya dalam virtual paparan Berita Resmi Statistik (BRS), Senin (17/1/2022).
Dia mengatakan dari total ekspor tahun lalu, pasar di negara-negara Asean berkontribusi sekitar 17,79 persen atau sebesar US$3,79 miliar dan Uni Eropa berkontribusi US$1,76 miliar atau 8,27 persen.
“Pasar ekspor utama dan terbesar kita tahun lalu masih sama yakni Amerika Serikat, Jepang, China, Malaysia, India, Vietnam, Korea Selatan, Thailand, Belanda dan Australia,” katanya.
Meski sepanjang tahun lalu mengalami pertumbuhan, tetapi kinerja ekspor non migas khusus pada Desember 2021 tercatat mencapai US$1,98 miliar atau naik 30,12 persen dibandingkan Desember 2020 yakni US$1,52 miliar, tetapi pada Desember lalu itu mengalami penurunan -3,83 persen jika dibandingkan November 2021 yang mampu mencapai US$2,06 miliar.
Baca Juga
“Penurunan terjadi karena ekspor di akhir tahun biasanya ada kecenderungan turun karena ada momen libur Natal dan Tahun Baru, di samping juga masih ada kendala kontainer seperti yang sering dirasakan para pelaku usaha atau eksportir,” imbuhnya.
Adapun ekspor non migas Jatim pada Desember 2021, tercatat di sektor pertanian pun mengalami penurunan -9,15 persen dibandingkan November 2021 (mtm) tetapi naik 9,29 persen (yoy), sedangkan ekspor produk industri pengolahan turun -2,28 persen (mtm) tetapi naik 32,26 persen (yoy), dan sektor pertambangan naik 26,89 persen (mtm) atau naik 103,03 persen (Yoy).
Komoditas yang mengalmai pertumbuhan permintaan pasar pada periode terebut di antaranya adalah alas kaki, tembakau, berbagai produk kimia, kayu, barang dari kayu, dan berbagai makanan olahan.
Sementara komoditas yang mengalami penurunan permintaan pasar luar negeri di antaranya adalah produk gula dan kembang gula, besi dan baja, buah-buahan, bahan kimia organik, dan tembaga.
“Negara tujuan yang mengalami peningkatan permintaan barang dari Jatim yakni Thailand, Singapura, Jepang, Belanda, dan AS. Sedangkan yang permintaanya turun adalah Australia, Italia, India, Malaysia dan China,” imbuh Dadang.