Bisnis.com, SURABAYA – Kalangan peternak ayam petelur di Blitar menyebut kenaikan harga telur ayam saat ini cukup wajar karena terjadi tren permintaan yang meningkat serta kenaikan harga pakan.
Ketua Asosiasi Paguyupan Peternak Rakyat Nasional (PPRN) Blitar Rofi Yasifun mengatakan harga telur ayam di pasaran yang saat ini rerata sekitar Rp30.000-an per kg itu cukup wajar karena sudah berada di atas Harga Pokok Produksi (HPP).
“Selama ini harga telur ayam sangat rendah di bawah HPP peternak sehingga peternak selalu merugi, sementara harga pakan juga terus mengalami kenaikan. Sehingga dengan posisi harga saat ini, itu sudah termasuk wajar,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (27/12/2021).
Dia mengatakan HPP peternak ayam petelur adalah sekitar Rp21.000 - Rp24.000/kg. Sebaliknya, harga jual di tingkat peternak Rp25.000 - Rp27.000/kg juga cukup wajar sehingga harga di tingkat konsumen menjadi sekitar Rp30.000 an.
“Harga pakan ayamnya saja juga terus naik, saat ini untuk pakan langsung sekitar Rp6.500 - Rp6.800/kg, sedangkan harga jagung untuk pakan Rp5.500 - Rp5.600/kg. Memang harga jagung sudah turun dibandingkan beberapa bulan lalu, tetapi harga jagung ini masih cukup tinggi,” jelasnya.
Sebelumnya, kata Rofi, pemerintah juga sempat membantu mensubsidi jagung pakan dengan harga Rp4.500/kg. Hanya saja, stok jagung subsidi tersebut tidak banyak dan hanya sebagian peternak yang bisa memanfaatkannya.
Baca Juga
“Subsidi jagung pakan saat itu cukup untuk menekan harga jagung yang terus melabung tinggi hampir mencapai Rp7.000/kg. Sehingga saat ini sudah berada dikisaran Rp5.600/kg,” katanya.
Namun yang pasti, kata Rofi, kenaikan harga telur saat ini lebih disebabkan oleh kenaikan permintaan untuk momen Natal dan Tahun Baru, serta turunnya anggaran bansos Program Keluarga Harapan (PKH) di seluruh daerah.
“Jadi stok telur di peternak sekarang memang habis secara harian, dan tidak ada telur yang menumpuk. Kalau sebelumnya kan stok telur itu cukup untuk beberapa hari, sekarang stok hari ini ya habis di hari ini juga. Ini karena demand naik, bansos PKH sudah cair dan semua belanja protein berupa telur dan daging ayam,” jelasnya.
Rofi menambahkan peternak berharap harga telur bisa tetap stabil di atas HPP peternak agar tidak merugi. Dia juga berharap adanya wacana pengenaan PPN 10 persen terhadap produk pakan jadi terhadap pabrikan oleh pemerintah tidak perlu dilakukan.
“Wacananya Maret akan diberlakukan pakan jadi kena PPN. Kebijakan ini dampaknya akan luar biasa sekali, dan bebannya akan ditanggung konsumen,” imbuhnya.
Berdasarkan data Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) Jatim, per 27 Desember 2021, harga telur ayam ras di pasar tradisional di Jatim rerata mencapai Rp28.993/kg. Harga tertinggi terjadi di Lamongan Rp32.000/kg, sedangkan harga terendah di Lumajang Rp24.333/kg.
Di bandingkan dengan kondisi awal bulan, yakni 1 Desember 2021, rerata harga telur ayam ras masih sekitar Rp Rp21.392/kg. Harga tertinggi terjadi di Gresik Rp23.000/kg dan terendah di Lumajang Rp19.666/kg.